Scroll Down
Swipe Up

Our Blog

Komunikasi Dalam Industri Konstruksi Agar Lebih Efektif

Di setiap proyek pembangunan, komunikasi menjadi faktor kunci. Komunikasi yang efektif dapat meningkatkan produktivitas, menghindari penundaan, dan tentunya mengurangi serta menyelesaikan masalah pembayaran. Faktanya, dengan komunikasi yang tepat, sebagian besar masalah dapat dicegah sejak awal. Sayangnya, komunikasi dalam industri konstruksi masih belum memadai. Bagaimana cara meningkatkan komunikasi dalam proyek Anda? Mengirim pesan teks tanpa henti kepada pengawas bukan solusi yang tepat. Begitu pula dengan pesan suara yang ambigu. Cara terbaik adalah memanfaatkan pemberitahuan dengan tepat pada setiap tugas yang dikerjakan. Komunikasi di industri konstruksi kurang efektif. Persoalan muncul ketika pihak terlibat tidak berkomunikasi dengan baik. Apabila semua peserta bekerja sama dan berkomunikasi dengan efektif, projek cenderung berjalan lebih lancar. Hal ini memang terlihat sederhana. Apakah ada kemungkinan terjadi penundaan atau hambatan tak terduga? Tentu saja. Namun, ketika semua orang berkomunikasi dengan efektif, jangka waktu yang terbuang dapat diminimalkan. Tidak peduli peran Anda, jalur komunikasi yang jelas harus dibangun di awal proyek. Setiap orang dalam rantai pembayaran dapat meningkatkan komunikasi hingga taraf tertentu, namun secara alami, mereka yang berada di puncak rantai memiliki pengaruh yang lebih besar. Puncak Rantai (Pemilik, Pengembang, dan GC) Bagi pihak yang berada di puncak rantai pembayaran (pemilik, pengembang, dan GC), tetapkan standar untuk berkomunikasi. Minta pemberitahuan atau surat kesadaran proyek dari semua orang yang terlibat dalam rantai pembayaran. Mungkin Anda belum mengenal semua orang yang terlibat dalam pekerjaan tersebut, tetapi jika Anda mengandalkan pelanggan dan pemasok langsung Anda serta mendorong mereka untuk bergantung pada pelanggan dan pemasok mereka, maka Anda dapat memastikan bahwa semua orang yang terlibat dalam pekerjaan tersebut akan memberikan pemberitahuan kepada rantai pembayaran. Disarankan untuk mendorong peserta proyek untuk memberikan pemberitahuan di awal pekerjaan, tetapi penting juga untuk mendorong komunikasi sepanjang proyek. Menerima jenis berbagi informasi ini akan mendorong transparansi dalam suatu proyek. Tidak perlu khawatir tentang jenis pemberitahuan yang diberikan di awal proyek. Selain itu, ketika subkontraktor dan pemasok mengetahui bahwa mereka harus memberitahu Anda ketika terjadi penundaan, perselisihan pembayaran, atau masalah lainnya, masalah dapat diselesaikan sebelum berubah menjadi masalah yang lebih besar seperti klaim hak gadai. Rantai Pasokan (Klien, Pemasok, dan Lainnya) Subkontraktor, pemasok, dan pekerja juga dapat membangun hubungan yang baik di awal proyek. Komunikasi dalam industri konstruksi adalah saling berbagi informasi. Cara mudah untuk memulai hubungan yang baik adalah dengan mengirimkan pemberitahuan. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan oleh pihak sub-tier. Pertama, mengirimkan Surat Kesadaran Proyek segera setelah dipekerjakan dapat menjadi langkah yang tepat. Ini seperti memberikan sinyal bahwa "Saya telah disewa untuk mengerjakan proyek ini. Saya berharap dapat bekerja sama dengan Anda!" Tentu saja, pemberitahuan awal harus dikirim, sesuai persyaratan yang ada. Sebagian besar pihak di rantai pasokan akan memiliki beberapa bentuk persyaratan pemberitahuan, dan mematuhi persyaratan tersebut adalah penting. Seperti yang disebutkan di atas, pemberitahuan ini memberitahu pihak-pihak terkait bahwa Anda hadir di proyek. Namun, mengirimkan pemberitahuan yang diperlukan juga akan mempertahankan hak gadai Anda yang tersedia. Hak gadai adalah alat negosiasi yang kuat, dan jika pembayaran tidak kunjung datang, mengajukan hak gadai adalah alternatif yang lebih baik daripada mengajukan gugatan atau pergi ke pengadilan klaim kecil. Pemberitahuan Membina Relasi Berinteraksi meningkatkan kemampuan Anda untuk mengurus projek dan mengelola sumber daya. Ini membentuk pasukan yang kukuh yang dapat meredakan masalah dengan lebih efektif dan menghasilkan projek yang lebih efisien secara keseluruhan. Bagi pihak bawah, mengirim notice ke pihak atas akan memperkenalkan diri Anda. Sebenarnya, ini adalah peluang untuk menunjuk-nunjuk. Apabila projek Anda berjalan lancar, semua penerima notis Anda akan tahu bahwa Anda dapat dipercayai – dan mengirim notis hanya memperkuatkan fakta bahawa Anda diingati. Selain itu, apabila ada masalah, sekurang-kurangnya Anda tidak mendadak muncul – pengenalan telah dilakukan melalui notis atau surat pengesahan projek. Bagi kontraktor dan pembangun, membina relasi melalui notis sangat penting. Apabila ada relasi, lebih mudah untuk berbincang tentang masalah tanpa kecoh besar. Apabila sub-kontraktor atau pembekal menghadapi masalah bayaran, adakah Anda ingin mereka mengambil tindakan undang-undang? Atau adakah Anda ingin mereka menghubungi untuk mencuba menyelesaikan masalah secara baik-baik terlebih dahulu? Jika salah seorang pelanggan Anda menyebabkan masalah bagi orang lain di tapak, adakah Anda tidak ingin mengetahui tentang kerja yang tidak mengikut jadual? Membina relasi lebih awal adalah cara terbaik untuk memastikan bahawa kerja tetap telus. Hal Yang Perlu Dipertimbangkan Karena setiap proyek memiliki karakteristik yang unik, maka perlu dilakukan penyesuaian dalam Penerapan Manajemen Komunikasi Proyek. Beberapa faktor yang perlu menjadi pertimbangan:  1. Pemangku kepentingan.  Apakah pemangku kepentingan merupakan bagian dari organisasi internal atau eksternal, atau keduanya? 2. Lokasi fisik.  Di mana lokasi anggota tim berada? Apakah mereka berada di tempat yang sama? Apakah mereka berada di wilayah geografis yang sama? Ataukah mereka tersebar di beberapa zona waktu? 3. Teknologi komunikasi.  Teknologi apa yang tersedia untuk mengembangkan, merekam, mentransmisikan, mengambil, melacak, dan menyimpan artefak komunikasi? Teknologi apa yang paling cocok dan efisien dalam hal biaya untuk berkomunikasi dengan pihak-pihak yang berkepentingan? 4. Bahasa.  Bahasa merupakan faktor penting yang harus dipertimbangkan dalam kegiatan komunikasi. Apakah satu bahasa digunakan? Ataukah banyak bahasa yang digunakan? Apakah ada upaya untuk menyesuaikan diri dengan kompleksitas anggota tim dari berbagai kelompok bahasa? 5. Manajemen pengetahuan.  Apakah organisasi memiliki tempat penyimpanan manajemen pengetahuan formal? Apakah tempat penyimpanan tersebut digunakan?

Berikut Tips Untuk Menghindari Konflik Konstruksi

Adalah suatu kenyataan yang umum bahwa industri konstruksi rentan terhadap perselisihan dan ketidaksepakatan. Industri ini dipenuhi dengan berbagai kepribadian, dan jumlah uang yang dikeluarkan untuk proyek-proyek besar membuat setiap kontrak terasa seperti risiko besar. Meskipun perselisihan mungkin terjadi, ada beberapa tips yang dapat membantu menghindarinya. Semua saran yang tercantum di bawah ini adalah tindakan yang dapat diambil oleh siapa saja di industri ini. Dengan mempertimbangkan cara menghindari perselisihan daripada mengharapkannya, kontraktor dapat mempersiapkan diri mereka dengan baik terhadap kemungkinan masalah di lokasi kerja. Sengketa adalah bagian dari industri konstruksi, tetapi tidak harus demikian. Daripada memasuki setiap proyek dengan harapan untuk berjuang dengan pihak lain, ada beberapa cara untuk menghindari konflik sepenuhnya. 1. Pahami Kontrak Anda Ini mungkin terdengar sederhana, tetapi memahami kontrak Anda dengan detail sangat penting untuk menghindari konflik. Dan waktu yang tepat untuk memahami dan mengetahuinya adalah sebelum menandatanganinya. Subkontraktor sering menjadi korban dari kontrak yang tidak adil. Kontraktor besar memiliki tim hukum yang berpengalaman bertahun-tahun. Tugas mereka adalah membuat kontrak yang menguntungkan mereka, dan tugas Anda adalah mempertahankan hak Anda. Pastikan Anda setuju dengan semua persyaratan waktu, ruang lingkup pekerjaan, personel yang terlibat, dan proses penyelesaian masalah atau klaim. Anda juga harus ingat bahwa semua persyaratan bisa dinegosiasikan. Jika persyaratan kontrak tidak sesuai dengan Anda, jangan menandatanganinya dengan maksud untuk menyesuaikannya nanti saat proyek berjalan. Sebaliknya, negosiasikan persyaratan yang lebih baik dan sesuai dengan bisnis Anda. 2. Gunakan perjanjian yang terperinci Anda dapat menghindari banyak perselisihan dengan menggunakan perjanjian yang rinci dengan cakupan pekerjaan yang jelas. Selain itu, menjelaskan siapa yang bertanggung jawab atas keterlambatan dan masalah apa yang akan memastikan semua pihak terlibat memiliki pemahaman yang sama pada awal proyek. 3. Tentukan harapan sejak awal Semakin jelas kontraktor, subkontraktor, dan pemilik proyek berada pada awal pekerjaan, semakin lancar pekerjaan tersebut akan berjalan. Menetapkan harapan sejak awal akan memastikan semua pihak terlibat memiliki pemahaman yang sama - dan membantu mencegah perselisihan konstruksi di masa depan. Salah satu cara subkontraktor dapat menetapkan harapan adalah dengan memanfaatkan pemberitahuan awal. Dokumen-dokumen ini berfungsi sebagai pengantar yang sopan antara perusahaan Anda dan pemilik proyek atau GC. Mereka juga melindungi hak gadai Anda dan menunjukkan bahwa Anda adalah profesional yang dapat diandalkan dan mengharapkan pembayaran untuk pekerjaan Anda. 4. Bergantung pada sistem penetapan biaya pekerjaan yang handal Salah satu alasan perselisihan terjadi adalah karena kontraktor dan kapal selam sering menunda pekerjaan hingga terlalu besar untuk ditangani sebelum memulai. Dengan sistem penetapan biaya pekerjaan yang efektif dan akurat, Anda dapat segera mengidentifikasi masalah kecil – banyak di antaranya dapat diselesaikan dengan panggilan telepon. Cara terbaik untuk menerapkan solusi penetapan biaya pekerjaan adalah dengan menggunakan program perangkat lunak yang dirancang khusus untuk konstruksi. Banyak dari program ini memiliki fungsi penetapan biaya yang akan diperbarui secara real-time, memastikan bahwa Anda mengetahui jika Anda keluar dari jalur. 5. Tetap patuhi perjanjian Walaupun Anda harus tetap mematuhi perjanjian, hal tersebut terlalu menyederhanakan situasinya. Anda perlu mempertimbangkan hal-hal secara lebih komprehensif. Pastikan untuk mengikuti perjanjian, termasuk gambar, jadwal, dokumentasi, dan metode komunikasi yang telah disetujui saat perjanjian tersebut ditandatangani. Keluar dari satu parameter perjanjian dapat memicu perselisihan. Terkadang, mematuhi perjanjian dan dokumen pendukungnya tidak memungkinkan secara praktis. Pada situasi tersebut, Anda perlu berkomunikasi dengan manajemen proyek atau insinyur dengan jelas dan menjelaskan skenario yang sedang terjadi. Idealnya, solusi yang dihasilkan harus menghasilkan urutan perubahan, yang pada dasarnya adalah perjanjian baru yang harus Anda patuhi. 6. Melaksanakan strategi pengelolaan risiko Benjamin Franklin dikenal dengan ungkapan, "An ounce of prevention is worth a pound of cure." Hal ini berlaku dalam industri konstruksi. Pengelolaan risiko mungkin terlihat seperti strategi CYA (cover your assets), namun dapat sama efektifnya dalam mempromosikan komunikasi seperti halnya untuk menjaga reputasi Anda dan membantu menghindari konflik dalam proyek konstruksi. Dengan menerapkan pengelolaan risiko, Anda dapat mengidentifikasi ancaman terhadap bisnis dan proyek Anda. Sebagian besar ancaman memiliki tingkat kepentingan yang rendah atau probabilitas yang rendah, sementara yang lain memiliki prioritas dan probabilitas yang tinggi. Ketika Anda mengidentifikasi risiko dengan prioritas dan kemungkinan tinggi untuk mempengaruhi pekerjaan, kontraktor lain, manajemen proyek, staf, atau material, Anda dapat bekerja sama untuk mencari solusi sebelum masalah terjadi. 7. Berinteraksi dengan terang dan teratur Kesalahpahaman kecil tak perlu menjadi konflik berarti. Dengan berbicara dengan cara yang jelas dan mengungkapkan kekhawatiran sejak awal, para pihak yang terlibat dalam kontrak dapat berubah dan menyesuaikan diri dengan tingkat yang lebih tinggi. Akibatnya, proyek menjadi lebih kolaboratif dengan hasil yang positif. Misalnya, jika subkontraktor merasa bahwa kontrak kehilangan beberapa informasi penting atau spesifikasi yang diperlukan, mereka dapat menyampaikan kekhawatiran mereka kepada GC, insinyur, atau pemilik. Bersama-sama, mereka dapat bekerja menuju solusi yang tepat untuk semua orang dan menjaga proyek tetap pada jalurnya. Selain itu, jika Anda mengirimkan aplikasi pembayaran tetapi tidak menerima pembayaran dalam jangka waktu yang tepat, Anda dapat membuka jalur komunikasi dengan mengirimkan pengingat pembayaran. 8. Investasikan pada pengelola dan pengawas proyek Anda.  Tidak ada yang ingin menghubungi bos tentang perselisihan produksi bir yang dapat dihindari. Dengan pengelola proyek yang terlatih dengan baik atau bahkan staf pengawas, banyak dari perselisihan potensial tersebut dapat diatasi jauh sebelum panggilan diperlukan. Jika ukuran organisasi Anda lebih kecil, Anda mungkin tidak memiliki departemen pelatihan atau program perusahaan untuk diikuti. Dalam kasus tersebut, perhatikan masalah paling umum yang mungkin dihadapi pengawas dan latih mereka tentang cara yang Anda inginkan untuk menanganinya. Dan, karena banyak asisten pengelola proyek yang baru lulus kuliah, mereka mungkin mengetahui solusi baru. Luangkan waktu untuk mendengarkan mereka. 9. Bersandar Pada Teknologi Anda tidak dapat mengendalikan bagaimana pelanggan atau kontraktor umum menjalankan bisnis mereka, tetapi Anda dapat mengendalikan cara Anda menjalankan bisnis. Mengadopsi teknologi mutakhir untuk mempermudah hidup Anda dapat membantu menghindari perselisihan. Program perangkat lunak konstruksi dapat menyelesaikan banyak masalah kecil yang dapat berkembang menjadi perselisihan besar. Mereka dapat menormalisasi dokumen, memastikan bahwa setiap dokumen dikirim ke orang yang tepat, memberikan pembaruan anggaran dan jadwal secara real-time, serta mengirim dan menerima faktur elektronik. Meskipun memerlukan investasi awal, membiarkan sistem otomatis menangani hal-hal kecil memungkinkan Anda untuk fokus pada proyek. 10. Catat semua informasi Tidak bisa diabaikan betapa pentingnya mencatat segala informasi secara lengkap. Mulai dari memotret tahapan pekerjaan yang sudah selesai, mencatat tanggal dan waktu pembicaraan, serta meminta tanda tangan pada setiap dokumen yang ditangani, dokumentasi sangatlah vital. Banyak kontraktor menganggap dokumentasi sebagai senjata untuk menghindari perselisihan, dan dalam beberapa kasus, hal tersebut bisa benar adanya. Namun, jika tujuan Anda adalah untuk menghindari perselisihan sejak awal, praktik dokumentasi bisa digunakan untuk berkomunikasi dan memastikan bahwa semua pihak memiliki pemahaman yang sama. Dengan mengirim foto bersamaan dengan RFI atau menunjukkan kemajuan kepada pelanggan, respons yang lebih cepat bisa dihasilkan dan masalah kecil bisa diatasi sebelum menjadi permasalahan besar. Dan, jika perselisihan tetap terjadi, Anda akan merasa tenang karena memiliki catatan yang lengkap. 11. Lakukan pembayaran Tepat Waktu Lakukan pembayaran tepat waktu untuk menghindari konflik dalam proyek konstruksi. Jangan menunda-nunda pembayaran karena dapat mempengaruhi arus kas perusahaan dan mengakibatkan kesulitan dalam melaksanakan proyek. Jika terjadi masalah pembayaran, sebaiknya ajukan hak gadai mekanik sebagai solusinya. Ini adalah metode yang efektif untuk mendapatkan bayaran. Dengan melekat pada properti, pemilik proyek akan menghadapi kesulitan dalam mendapatkan pembiayaan dan menjual proyek tersebut. Oleh karena itu, sebaiknya hindari situasi ini agar proyek konstruksi dapat berjalan dengan lancar. Beberapa Hal Yang Perlu Diperhatikan 1. Pastikan setiap modifikasi yang dilakukan pada tugas manapun dicatat secara tertulis dan bahwa klien atau perwakilan yang sah menandatangani kesepakatan atas perubahan tersebut. Meskipun tidak menjamin menghindari sengketa, langkah ini akan memberikan dasar bukti yang diperlukan dalam mengambil tindakan hukum untuk memastikan pembayaran. 2. Saat ini, amat mudah untuk menyusun sistem pembayaran daring, yang memperbolehkan pembeli membayar tagihan dengan serta-merta secara daring menggunakan kad debit atau kredit. Ini membantu memastikan bahawa anda tidak perlu menanti cek yang tidak akan tiba dan menghematkan kesulitan menulis dan menghantar kepada pelanggan. 3. Pastikan untuk membaca kontrak pembangunan secara cermat dan memperhatikan dengan teliti kewajiban, kelambatan, dan masalah keuangan lain yang akan mempengaruhi waktu dan metode pembayaran. Setelah itu, pastikan untuk menambahkan biaya tambahan untuk menutupi biaya perekat apa pun yang dibutuhkan untuk memperoleh dan untuk mengkompensasi keterlambatan dalam menerima pembayaran. 4. Biasanya, manajemen proyek dan kontrak yang buruk tidak disebabkan oleh ketidakmauan kontraktor untuk melaksanakan tugas dengan benar, melainkan karena kesibukan mereka yang berlebihan dan kurangnya sistem yang tepat. Kontraktor harus memastikan bahwa mereka menggunakan perangkat lunak yang sesuai, mulai dari perangkat lunak estimasi yang akurat dan mudah digunakan hingga perangkat lunak akuntansi dan sistem pelacakan pekerjaan. Pastikan untuk memiliki semua templat dokumen yang diperlukan untuk kru dan pastikan mereka mengerti cara menggunakannya. Seiring pertumbuhan perusahaan, manajemen mungkin harus merekrut staf yang fokus pada proses konstruksi ini, sehingga mereka selalu mengetahui semua yang terjadi di setiap lokasi kerja.

Teknik Pengolahan Limbah Bahan Berbahaya : Pengertian, Proses Identifikasi, Karakteristik, Sistem Pengangkutan, dan Cara Pengolahan

Pengertian Limbah Bahan Berbahaya Manajemen bahan berbahaya dan beracun melibatkan pengumpulan, pengolahan, dan pembuangan material limbah yang berpotensi menimbulkan resiko besar bagi kesehatan manusia dan lingkungan, jika tidak dikelola dengan benar. Bahan berbahaya dapat berbentuk padat, cair, lumpur, atau mengandung gas, dan dihasilkan terutama oleh industri kimia, manufaktur, dan kegiatan industri lainnya.    Jika tidak ditangani dengan benar selama penyimpanan, transportasi, perawatan atau pembuangan, bahan limbah berbahaya dapat menyebabkan kerusakan dan pencemaran pada pasokan air permukaan dan air tanah serta tanah. Orang yang tinggal di sekitar lokasi pembuangan bahan berbahaya yang tidak terkelola dengan baik dapat terkena dampak buruk. Untuk mengatasi masalah ini dan mencegah bahaya di masa depan, pemerintah mengatur ketat praktik manajemen bahan berbahaya dan beracun.   Proses Identifikasi Limbah Bahan Berbahaya EPA memperbaiki definisi dan prosedur peraturan yang mengenali zat-zat tertentu yang diketahui berbahaya dan memberikan kriteria objektif untuk menambahkan bahan-bahan lain ke dalam daftar limbah berbahaya yang diatur. Untuk dapat diklasifikasikan sebagai limbah berbahaya, bahan tersebut harus berupa limbah padat terlebih dahulu.   Langkah pertama dalam proses identifikasi limbah bahan berbahaya adalah menentukan apakah suatu bahan termasuk dalam kategori limbah padat. Tahap berikutnya dalam proses ini melibatkan pengecekan apakah sampah tersebut dikecualikan secara spesifik dari regulasi sebagai sampah padat atau berbahaya.   Setelah generator menegaskan bahwa sampah mereka memenuhi kriteria sampah padat, mereka menyelidiki apakah sampah tersebut masuk ke dalam daftar sampah berbahaya atau tidak. Terakhir, perlu dicatat bahwa beberapa fasilitas mengajukan permohonan kepada EPA untuk mengecualikan sampah mereka dari peraturan Subtitel C RCRA.   Karakteristik Limbah Bahan Berbahaya Sampah yang berbahaya dikategorikan berdasarkan karakteristik biologis, kimia, dan fisiknya. Sifat-sifat ini menghasilkan zat-zat yang berbahaya, reaktif, mudah terbakar, korosif, menular, atau radioaktif.   Sampah berbahaya merupakan racun bahkan dalam jumlah yang sangat kecil atau jejak. Mereka dapat memiliki efek akut yang menyebabkan kematian atau penyakit parah, atau efek kronis yang secara perlahan menyebabkan kerusakan yang tidak dapat diperbaiki. Beberapa di antaranya bersifat karsinogenik sehingga menyebabkan kanker setelah bertahun-tahun terpapar. Ada juga yang bersifat mutagenik yang menyebabkan perubahan biologis besar pada keturunan manusia dan satwa liar yang terpapar.   Sampah reaktif secara kimia tidak stabil dan bereaksi dengan kuat terhadap udara atau air. Hal ini dapat menyebabkan ledakan atau menghasilkan uap yang beracun. Sampah yang mudah terbakar dapat terbakar pada suhu yang cukup rendah dan berpotensi menimbulkan bahaya kebakaran secara langsung. Sampah korosif mencakup zat asam atau alkali yang sangat kuat. Zat ini dapat menghancurkan bahan padat atau jaringan hidup ketika bersentuhan melalui reaksi kimia.   Sampah radioaktif mengeluarkan energi ionisasi yang berpotensi merugikan makhluk hidup. Karena beberapa unsur radioaktif dapat bertahan di lingkungan selama beribu-ribu tahun sebelum terurai sepenuhnya, banyak kekhawatiran mengenai pengelolaan sampah ini. Namun, pengelolaan dan pembuangan unsur radioaktif bukanlah tanggung jawab pemerintah daerah setempat.   Sistem Pengangkutan Limbah Bahan Berbahaya Sampah yang berbahaya yang dihasilkan di tempat tertentu seringkali memerlukan pengangkutan ke Treatment, Storage, or Disposal Facility (TSDF) yang telah disetujui. Karena potensi ancaman terhadap keselamatan publik dan lingkungan, transportasi menjadi perhatian khusus dari pihak berwenang. Selain tumpahan yang tidak disengaja, sampah berbahaya di masa lalu telah sengaja dibuang atau ditinggalkan di lokasi acak dalam praktik yang disebut "pembuangan tengah malam". Praktik ini telah sangat dibatasi oleh undang-undang yang mengharuskan pelabelan, pengangkutan, dan pelacakan yang tepat untuk semua sampah berbahaya.   1) Melalui Transportasi Dengan Kendaraan Materi beracun biasanya diangkut dengan truk melalui jalur publik. Hanya sedikit yang dikirim dengan kereta api, dan hampir tidak ada yang dikirim melalui udara atau air pedalaman. Pengiriman melalui jalur publik adalah yang paling umum karena kendaraan darat dapat mencapai sebagian besar lokasi industri dan Tempat Penampungan Sementara Akhir yang disetujui. Kereta api memerlukan fasilitas pelapis dinding yang mahal dan hanya cocok untuk pengiriman materi beracun yang sangat besar.   Materi berbahaya dapat diangkut dengan truk tangki yang terbuat dari baja atau paduan aluminium, dengan kapasitas hingga sekitar 34.000 liter (9.000 galon). Mereka juga dapat dikemas dan dikirim dalam drum 200 liter (55 galon). Spesifikasi dan standar untuk truk tangki kargo dan peti kemas termasuk dalam peraturan pemerintah.   2) Melalui Sistem Manifes Di Amerika Serikat dan negara-negara lainnya, aspek utama dari peraturan terkait transportasi sampah adalah sistem manifes "dari awal hingga akhir", yang melacak perjalanan sampah berbahaya dari tempat asalnya hingga tempat pembuangan akhir.   Manifest sistem membantu mengatasi permasalahan pembuangan pada malam hari. Selain itu, sistem ini juga memberikan cara untuk menetapkan jenis dan jumlah limbah berbahaya yang dihasilkan, serta prosedur darurat yang disarankan dalam kasus tumpahan yang tidak terduga. Manifest adalah dokumen pencatatan yang diwajibkan oleh penghasil limbah B3, seperti pabrik bahan kimia.   Petugas pengolahan limbah bertanggung jawab utama atas pengelolaan limbah akhir dan wajib menyertakan manifes bersama dengan limbah yang akan diangkut oleh pengangkut yang memiliki lisensi. Pengangkut limbah diwajibkan mengirimkan salinan manifest ke penerima limbah di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) yang resmi. Setiap kali limbah dipindahkan dari satu tangan ke tangan yang lain, salinan manifest harus ditandatangani. Salinan manifest disimpan oleh semua pihak yang terlibat dan salinan tambahan harus dikirimkan ke badan lingkungan yang berwenang.   Apabila terjadi kebocoran atau tumpahan bahan berbahaya yang tidak disengaja selama proses pengangkutan, pengangkut wajib bertindak cepat dan tepat dengan memberitahukan pihak berwenang setempat mengenai kejadian tersebut. Dapat dilakukan pembuatan area penampungan untuk menampung bahan berbahaya tersebut, serta dilakukan upaya untuk menghilangkan bahan berbahaya dan mengurangi risiko terhadap lingkungan dan kesehatan masyarakat.   Beberapa Cara Pengolahan Limbah Bahan Berbahaya Terdapat beberapa alternatif untuk manajemen bahan berbahaya. Yang paling diutamakan adalah mengurangi jumlah limbah pada sumbernya atau menciptakan kembali bahan untuk penggunaan yang produktif. Walaupun pilihan yang diutamakan adalah pengurangan dan daur ulang, tetapi keduanya tidak dianggap sebagai solusi akhir untuk masalah pembuangan bahan berbahaya. Selalu akan ada kebutuhan untuk memproses, menyimpan, atau membuang beberapa bahan berbahaya.   a) Melakukan Proses Untuk Diolah Dalam Mengurangi Limbah Materi berbahaya bisa diolah dengan teknik kimia, termal, biologis, dan fisik. Teknik kimia mencakup pertukaran ion, pengendapan, oksidasi dan reduksi, serta netralisasi. Salah satu teknik termal yaitu insinerasi pada suhu tinggi, yang tak hanya bisa mendetoksifikasi bahan organik berbahaya, melainkan juga menghancurkannya. Ada peralatan khusus untuk membakar bahan berbahaya, baik dalam bentuk padat, cair, maupun lumpur, seperti insinerator fluidized-bed, tungku multi-perapian, tanur putar, dan insinerator injeksi cair.   Pilihan lain untuk mengolah limbah organik tertentu, seperti yang dihasilkan oleh industri perminyakan, adalah melalui pengolahan biologis. Salah satu teknik pengolahan biologis yang digunakan untuk limbah B3 adalah landfarming. Dalam teknik ini, limbah dicampur dengan hati-hati dengan permukaan tanah pada area yang sesuai. Mikroorganisme yang dapat memetabolisme limbah ditambahkan ke area tersebut, bersama dengan nutrisi yang diperlukan. Dalam beberapa kasus, spesies bakteri yang diubah secara genetik digunakan. Tidak ada tanaman pangan atau hijauan yang ditanam di tempat yang sama dengan proses landfarming. Selain itu, mikroorganisme juga dapat digunakan untuk menstabilkan limbah berbahaya di area yang terkontaminasi sebelumnya; proses ini dikenal sebagai bioremediasi.   b) Membuat Penyimpanan Dan Pembuangan Limbah Di Dalam Tanah Material berbahaya yang tidak dapat dihancurkan melalui pembakaran atau proses kimia lainnya harus dikelola dengan benar. Meskipun pembuangan ke tanah adalah tujuan akhir untuk sebagian besar material tersebut, namun hal tersebut tidak dianjurkan karena risiko lingkungan yang terkait. Terdapat dua metode dasar dalam pembuangan material ke tanah, yaitu penimbunan dan injeksi di bawah permukaan tanah. Sebelum dilakukan pembuangan ke tanah, seringkali digunakan metode penyimpanan permukaan atau sistem penahanan sebagai tindakan sementara.   Sarana penampungan sementara sampah di lokasi meliputi lokasi pembuangan terbuka dan kolam atau laguna. Pembangunan TPA baru harus dilakukan dengan cermat di atas tanah yang tidak tembus air dan memenuhi persyaratan regulasi yang sama dengan TPA. Timbunan harus dilindungi dari kemungkinan terbawa angin atau erosi. Bila terjadi kebocoran, sistem pemantauan dan pengendalian harus tersedia. Hanya sampah padat yang tak dapat mengalir yang dapat ditampung di TPA baru, dan sampah ini harus ditampung bila ukuran TPA telah mencapai batas maksimal.   c) Membuat Tempat Pembuangan Sampah Yang Aman Bagi Lingkungan Pengaturan penimbunan sampah padat ataupun wadah yang berisi bahan berbahaya lebih ketat dibandingkan penimbunan sampah kota. Bahan berbahaya harus disimpan di tempat yang disebut sebagai tempat pembuangan yang aman, dimana jarak minimal antara dasar tempat pembuangan sampah dengan batuan dasar atau permukaan air tanah di bawahnya adalah 3 meter (10 kaki).   Limbah berbahaya TPA yang aman harus memiliki dua lapisan yang kedap air dan sistem pengumpulan lindi. Sistem pengumpulan leachate ganda terdiri dari jaringan pipa berlubang yang diletakkan di atas setiap lapisan. Sistem atas mencegah penumpukan lindi yang terperangkap di dalam tumpukan, dan sistem bawah berperan sebagai cadangan. Leachate yang terkumpul dipompa ke instalasi pengolahan. Untuk mengurangi jumlah leachate dalam tumpukan dan meminimalkan potensi kerusakan lingkungan, penutup kedap air ditempatkan di atas tempat pembuangan akhir.   Kesimpulan Manajemen bahan berbahaya dan beracun melibatkan pengumpulan, pengolahan, dan pembuangan material limbah yang berpotensi menimbulkan resiko besar bagi kesehatan manusia dan lingkungan. Sampah yang berbahaya dikategorikan berdasarkan karakteristik biologis, kimia, dan fisiknya. Sifat-sifat ini menghasilkan zat-zat yang berbahaya, reaktif, mudah terbakar, korosif, menular, atau radioaktif. Terdapat beberapa alternatif untuk manajemen bahan berbahaya. Yang paling diutamakan adalah mengurangi jumlah limbah pada sumbernya atau menciptakan kembali bahan untuk penggunaan yang produktif.

Apa Itu Jembatan? Pengertian, Konstruksi, Sejarah, Fungsi, Jenisnya, Material

Pengertian Jembatan Jembatan adalah sebuah konstruksi yang berfungsi menghubungkan dua bagian jalan yang terputus oleh rintangan seperti lembah yang dalam, dasar sungai, saluran irigasi, rel kereta api, waduk, dan lainnya. Pembangun jembatan perlu merencanakan konstruksi di tempat. Desain jembatan sangat bervariasi tergantung pada fungsi jembatan atau kondisi konformasi permukaan tanah tempat jembatan dibangun. Konstruksi jembatan adalah salah satu elemen kunci fisika dan teknik sipil. Selain itu, prinsip dasar konstruksi atau desain jembatan bergantung pada struktur penahan beban, apakah cembung, cekung, atau datar. Pembangunan jembatan ditandai dengan proyek-proyek besar yang mencakup pemanfaatan keterampilan yang terkait dengan berbagai disiplin ilmu teknik termasuk ilmu mekanik, geologi, listrik, sipil, dan komputer. Selain itu, persiapan rencana awal harus dilakukan terkait proyek tersebut, termasuk detail lokasi, karakteristik jembatan yang diinginkan, dan kebutuhan sumber daya.   Sejarah Jembatan Jembatan itu sudah ada sejak zaman dulu dan berkebang hingga saat ini. Pada saat dulu, orang membuat jembatan dengan menempatkan pilar batu, dahan, batang kayu atau pohon tumbang. Ini adalah awal pembuatan jembatan sederhana yang hanya bisa digunakan pada bentang pendek. Jenis yang ada saat ini adalah bentuk melengkung. Kemudian dari zaman Romawi kuno, teknologi jembatan terbuat dari kayu, batu, dan beton dengan bentuk yang sama seperti pada zaman dahulu, yaitu berupa lengkungan namun yang lebih baik. Selama periode Kekaisaran Romawi, jembatan lengkung juga ditemukan. Bangsa Romawi jugalah yang memiliki rahasia untuk menemukan berbagai ketahanan batu sebagai bahan jembatan. Abad ke-18, Hans Ulrich, Johannes Grubenmann dan lainnya mulai berinovasi dalam pembangunan jembatan kayu. Revolusi industri abad ke-19 menciptakan sistem rangkan menggunakan besi untuk memajukan teknologi pembuatan jembatan yang lebih besar. Jembatan dengan besi dibangun untuk jembatan jalan dengan bentuk melengkung saat ini. Namun, saat ini penggunaan kantilever dalam konstruksi jembatan mulai digunakan. Saat ini jembatan menggunakan berbagai struktur dan sistem baja struktural. Jembatan besi pertama yang dibangun adalah Jembatan Coalbrookdale di atas Sungai Severn, Inggris pada tahun 1776, dibangun dengan bentuk setengah lingkaran.     Fungsi Jembatan Terdapat beberapa fungsi jembatan sesuai dengan jenisnya, yaitu: •    Jembatan jalan raya (highway bridge): untuk sarana transportasi di jalan seperti jembatan Suramadu, jembatan Ampera, dan lain-lain. •    Jembatan jalan kereta api (railway bridge): dibangun khusus untuk jalan kereta api yang menghubungkan kota atau antar pulau yang terhalangi oleh sungai atau sejenisnya. •    Jembatan pejalan kaki/penyeberangan (pedestrian bridge): digunakan sebagai jalur pejalan kaki. Contoh jembatan pada penyeberangan di setiap halte busway.   Material jembatan Beberapa bahan utama yang terdapat pada sebuah jembatan adalah baja, beton, batu dan aspal. Bahan lainnya termasuk besi, kayu, aluminium, karet dan bahan sambungan lainnya. Di bawah ini adalah deskripsi dari beberapa kegunaan khas untuk bahan-bahan ini di jembatan. 1.    Beton Beton biasanya digunakan untuk banyak komponen struktur atas jembatan seperti geladak, balok beton pra-tekan, trotoar, dan tembok pembatas. Ini digunakan secara luas dalam konstruksi baru untuk seluruh abutment, termasuk pijakan, dinding depan, dinding sayap, cheek walls, dinding belakang, dinding ujung (untuk koneksi traffic barriers), kursi balok, dan tiang jembatan dengan komponen yang serupa. Ini juga dapat digunakan sebagai tumpukan beton cor di tempat untuk menopang penyangga dan tiang jembatan. 2.    Baja Baja umumnya digunakan dalam superstruktur jembatan untuk melapisi sambungan ekspansi, balok, bantalan, balok lantai, gelagar, tulangan pada beton, traffic barriers, dan gulungan. Ini digunakan dalam substruktur untuk tulangan beton, pelindung untuk sambungan ekspansi, baut jangkar, dan lainnya. Selain itu baja juga digunakan untuk tiang pancang untuk menopang penyangga dan tiang jembatan. 3.    Batu Batu biasanya digunakan untuk membangun penyangga dan tiang jembatan pada tahun 1940-an dan sebelumnya. Misalnya pada jembatan lengkung batu yang spektakuler dibangun untuk sistem kereta api B&O pada tahun 1800-an. 4.    Aspal Aspal adalah bahan yang telah digunakan secara luas untuk permukaan pada geladak logam bergelombang, geladak kayu, dan geladak beton di Harford County. 5.    Besi Besi biasanya digunakan pada balok dan rangka yang dibangun sebelum tahun 1900. Baja menggantikan besi karena memiliki kekuatan tarik yang lebih besar daripada besi dan kurang rapuh. Hampir tidak ada kegunaan besi dalam desain jembatan saat ini. 6.    Kayu Kayu digunakan untuk beberapa geladak dan traffic barriers di Harford County. Ini juga digunakan untuk balok di satu jembatan dan abutmen dan tiang pancang di jembatan lain. 7.    Aluminium Aluminium biasanya digunakan dalam pembuatan pagar jembatan. 8.    Karet Produk karet dan karet sintetis digunakan untuk bantalan dan bahan sambungan ekspansi.   Jenis-Jenis Jembatan Jembatan terdapat beberapa jenis atau tipe. Berikut ini adalah jenisnya. 1.    Suspension bridge Jembatan gantung atau suspension bridge adalah jenis jembatan yang biasa digunakan sebagai penghubung di lembah atau jurang. Kabel gantung dibawa oleh kabel utama untuk menahan beban. Jembatan gantung biasanya dipasang dengan panjang sekitar 1,4 km. 2.    Cable stayed bridge Contoh jembatan cable-stayed terdapat di Teluk Kendari, Sulawesi Selatan. Panjang bentangnya bisa mencapai 600 meter. Karena pusat massanya yang relatif rendah, jembatan ini cocok digunakan di daerah rawan gempa. Beban didukung oleh kabel tumpu pada menara. 3.    Truss bridge Jenis selanjutnya adalah truss bridge. Jembatan ini dibuat dengan struktur yang unik karena rangkanya bernebtuk segitiga tidak ditancapkan langsung ke tanah. Dengan adanya pilar-pilar yang terhubung dengan pilar lainnya, jembatan ini memiliki kestabilan yang baik. Beban didistribusikan melalui garis melintang pada tiang untuk menghindari akumulasi beban pada satu titik. 4.    Arch bridge Arch bridge berbentuk melengkung seperti busur panah. Dibandingkan jenis jembatan lainnya, jembatan lengkung lebih hemat material. Meski tidak menggunakan banyak material, daya tahannya sudah tidak diragukan lagi. 5.    Beam bridge Beam bridge dianggap memiliki struktur yang sederhana dan bentuknya berupa garis horizontal yang dilengkapi dengan tiang pancang dari beton. Hal itu memliliki tujuan untuk memperkuat jembatan. Beam bridge sering digunakan untuk menghubungkan dua daratan yang dipisahkan oleh sungai.   Teknologi Konstruksi Jembatan yang Ada di Indonesia Di Indonesia terdapat banyak jembatan yang dibangun. Berikut ini beberapa jembatan yang ada di Indonesia. 1.    Jembatan Suramadu Jembatan ini menghubungkan kota Surabaya dengan Pulau Madura. Jembatan ini termasuk dalam jembatan baja, jembatan beton bertulang, dan jembatan beton praktikan. 2.    Jembatan Limpapeh Jembatan Limpapeh juga berfungsi menghubungkan Surabaya dan Madura. Jenisnya berupa jembatan baja, jembatan beton bertulang, dan jembatan beton praktikan. 3.    Jembatan Youtefa Jembatan ini termasuk dalam jenis jembatan baja yang berfungsi menghubungkan Hamadi dan Holtekamp. 4.    Jembatan Palembang Jembatan ini menghubungkan dua daratan yang ditengahnya dilalui sungai Musi. Jenis jembatan berupa jembatan beton bertulang dan beton pratikan.   Tahapan Perencanaan Proses Pembangunan Jembatan Terdapat tahapan dalam membangun sebuah jembatan. Harus diperhatikan setiap tahapnya agar jembatan yang dibangun dapat maksimal dan baik. Berikut ini tahapan perencanaan proses pembangunan jembatan. 1.    Penelitian persyaratan Sebagai bagian dari kemajuan peradaban, pilihan dibuat untuk memasang jembatan baru di lokasi tertentu untuk menghubungkan kota-kota suatu negara yang semakin penting dalam pembangunan bangsa secara keseluruhan. Kelayakan sosial ekonomi untuk memenuhi kebutuhan mereka dipertimbangkan selama analisis. 2.    Evaluasi lalu lintas sebelum proses pembangunan jembatan Penting untuk melakukan analisis jenis lalu lintas dan volumenya. Harus dilakukan pertimbangan jumlah jalu, kriteria desain geometris, dan manfaat yang telah diperoleh masyarakat. Anda harus melakukan analisis dengan sangat hati-hati untuk mendapatkan hasil yang akurat. Konstruksi jembatan membutuhkan investasi finansial yang signifikan pada tahap awal. Setelah proyek selesai, tidak disarankan untuk melakukan perubahan atau renovasi kecil sekalipun. Oleh karena itu, Anda harus mengedepankan desain yang memperhitungkan kebutuhan kapasitas di masa mendatang serta variabel lalu lintas. 3.    Penelitian di lokasi Sebelum menentukan lokasi jembatan, ada beberapa hal yang harus diperhatikan. Ini termasuk semua pekerjaan drainase silang dan lokasi potensial yang mungkin diperlukan. Selain itu, pertimbangan berikut dilakukan agar akurat dalam menentukan posisi yang tepat dari jembatan. •    Lokasi dipilih di atas sungai yang tidak berkelok-kelok. Itu akan berada dalam akses yang mudah. •    Lokasi yang diapit oleh tepian yang tergambar jelas dan terbatas. •    Jika penyeberangan tegak lurus terhadap arah orientasi jalan, maka sudut kemiringan harus diminimalkan. •    Jika jembatan berada di dalam pendekatan jalan, maka jangkauan terbesar dapat ditemukan di kedua sisinya. 4.    Survei lokasi Tujuan dari tahapan ini adalah untuk menyelidiki seluruh bagian sungai yang perlu diseberangi. Anda harus melakukan ini untuk menemukan tempat yang paling optimal dan tepat untuk proses pembangunan jembatan. Kriteria yang dipenuhi oleh setiap lokasi dikompilasi ke dalam daftar dan setelah menganalisis secara cermat setiap fitur secara terpisah, Anda dapat memilih faktor yang paling menguntungkan. Jumlah akhir dari lokasi yang layak perlu dipersempit. Pada fase ini, peta digunakan untuk menemukan lokasi layak yang telah diidentifikasi. Selain itu, Anda juga perlu menganalisis biaya ekonomi, waktu konstruksi, dan sumber daya. 5.    Persiapan teknis Pada bagian proses ini, rincian teknis yang terkait dengan pembangunan jembatan dianalisis secara mendalam untuk memunculkan semua kemungkinan yang tersedia untuk melanjutkan pembangunan. Pada titik ini dalam proses perencanaan telah ditentukan bahwa biaya aktual proyek akan berkisar antara kurang lebih 15% dari biaya yang diperkirakan. Untuk memproses tujuan praktik, perlu dilakukan setidaknya proyek penelitian dan pengukuran tingkat dasar, serta studi lokasi dan elemen terkait. 6.    Laporan lengkap perencanaan proses pembangunan jembatan Sebelum Anda memulai proses konstruksi jembatan, tahap akhir ini perlu dilakukan. Penanggung jawab harus membawa dan mendokumentasikan studi menyeluruh dari awal dengan asal-usulnya.   Kesimpulan Jembatan adalah sebuah konstruksi yang berfungsi menghubungkan dua bagian jalan yang terputus oleh rintangan seperti lembah yang dalam, dasar sungai, saluran irigasi, rel kereta api, waduk, dan lainnya. Dalam pembangunannya banyak sekali faktor-faktor yang perlu diperhatikan sehingga jembatan yang dihasilkan kuat dan sesuai rencana.

Apa Itu Infrastruktur? Cek Penjelasan Berikut

Pengertian Infrastruktur Infrastruktur adalah seluruh struktur dan fasilitas dasar, baik itu fisik maupun sosial, seperti gedung, pasokan listrik, jalan, dan lainnya yang diperlukan untuk operasional aktivitas masyarakat dan kegiatan bisnis. Infrastruktur mengacu pada sistem dan layanan dasar yang dibutuhkan suatu negara atau organisasi agar dapat berfungsi dengan baik. Untuk seluruh negara, ini mencakup semua sistem fisik seperti jaringan jalan raya dan kereta api, utilitas, limbah, air, saluran telepon dan menara seluler, menara kontrol udara, jembatan, dan lainnya, ditambah layanan penegakan hukum, layanan darurat, perawatan kesehatan, pendidikan, dan lainnya. Sistem infrastruktur ini membutuhkan investasi awal yang besar karena sangat penting untuk meningkatkan produktivitas dalam perekonomian. Sebagian besar proyek didanai sepenuhnya oleh pemerintah atau disubsidi besar-besaran.   Mengapa Infrastruktur Penting? Infrastruktur sangat penting bagi bagi suatu negara dan masyarakatnya, hal itu karena beberapa alasan, diantara yaitu: •    Memungkinkan pertumbuhan ekonomi Infrastruktur sangat penting untuk pembangunan ekonomi suatu wilayah. Ini memungkinkan untuk operasi bisnis menyediakan pekerjaan dan mempromosikan pertukaran barang dan jasa. •    Mengurangi gangguan rantai pasokan Gangguan pada rantai pasokan dapat berdampak buruk pada ekonomi suatu wilayah. Critical infrastructure bertujuan untuk mengurangi jumlah gangguan pada tenaga kerja, impor dan ekspor, dan kegiatan ekonomi. •    Mendukung kualitas hidup Tanpa infrastruktur, akses ke air minum bersih, makanan, perawatan kesehatan, sistem komunikasi, dan perumahan tidak akan mungkin terjadi. Infrastruktur menyediakan dasar kebutuhan agar kehidupan dapat dipertahankan. Komponen Infrastruktur Infrastruktur memiliki beberapa jenis komponen. Komponen ini mengacu pada bagian infrastruktur itu sendiri. Berdasarkan pada American Public Works Associations, komponen infrastruktur mencakup semua jenis fasilitas publik yang dibutuhkan masyarakat maju dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya menyediakan air bersih dan mengolah air, menyediakan sistem pengendalian banjir, dan menyediakan sistem pengendalian air limbah. Ditinjau dari peraturan tersebut, komponen infratruktur dibagi menjadi tiga, yaitu: 1.    Komponen infrastruktur yang mempunyai input Karakteristik komponen ini yaitu jenis infrastruktur yang dapat memberikan output atau input terhadap kondisi ekonomi dan sosial masyarakat. Misalnya penyediaan air rumah tangga dan listrik dalam kehidupan sehari-hari. 2.    Komponen karakteristik infrastruktur yang mengambil output Karakterustik komponen ini yaitu pengambilan output dari aktivitas masyarakat. Contohnya adalah sistem pengolahan sampah dan limbah, sistem pendukung drainase atau saluran air, dan lainnya. 3.    Komponen infrastruktur gabungan dari keduanya Karakteristik komponen ini terkait dengan gabungan dari kedua jenis komponen sebelumnya. Komponen ini berfokus pada proses memberi dan mengambil sesuatu dari kehidupan sehari-hari masyarakat. Misalnya penggunaan jaringan telekomunikasi.   Jenis-Jenis Infrastruktur Berdasarkan konsep infrastruktur yaitu sebagai aset baik fisik maupun non fisik yang dapat menunjang kehidupan masyarakat luas secara ekonomi dan sosial, terdapat beberapa jenis infrastruktur. Berikut ini adalah jenis infrastruktur. 1.    Infrastruktur keras Jenis infrastruktur yang pertama ini mencakup jaringan fisik, seperti jalan raya, rel kereta api, layanan telekomunikasi yang diperlukan agar negara dan industri dapat berfungsi. Ini juga terdiri dari aset dasar yang membantu berjalan dengan lancar. Konstruksi ini biasanya dibangun untuk memberi manfaat bagi masyarakat umum dan untuk keuntungan finansial. 2.    Infrastruktur lunak Infrastruktur lunak memiliki tujuan untuk mendorong standar ekonomi, sosial, kesehatan, budaya, dan lingkungan suatu bangsa, selain itu juga bertujuan meningkatkan berbagai aspek kehidupan. Beberapa contohnya adalah lembaga keuangan, lembaga penegak hukum, sistem perawatan kesehatan, sistem pemerintahan, sistem pendidikan, layanan darurat, dan lainnya. 3.    Infrastruktur kritis Jenis infrastruktur ini mengacu pada aset pemerintah yang penting untuk kelancaran kehidupan masyarakat atau ekonomi. Contohnya adalah tempat penampungan manusia, fasilitas pemanas, telekomunikasi, kesehatan masyarakat, air minum, gas alam, pertanian, dan lainnya.   Manfaat Infrastruktur Infrastruktur memiliki banyak keuntungan. Di antaranya, di bidang sosial, ekonomi, dan budaya. •    Bidang sosial Infrastruktur berguna untuk sarana komunikasi. Tanpa infrastruktur, suatu daerah akan terisolasi dan tidak dapat berkomunikasi dengan daerah lain. Daerah yang terisolasi jaringan akan terputus dari daerah luar dan akan mengganggu kehidupan masyarakatnya. •    Bidang ekonomi Infrastruktur berguna untuk melakukan kegiatan jual beli. Selain itu, infrastruktur juga berfungsi sebagai sarana koneksi dalam penyampaian produk dan layanan. Jika infrastruktur berjalan lancar, kegiatan ekonomi juga akan lancar. Itu akan membuat masyarakat dapat hidup sejahtera dan perekonomian berkembang. •    Bidang budaya Infrastruktur dapat berguna untuk menjadi kebudayaan. Contohnya adalah rumah adat, dalam hal ini infrastruktur berupa rumah adat yang dibangun sesuai dengan budaya setempat.     Infrastruktur Utama untuk Perkembangan Ekonomi Dua kategori utama infrastruktur adalah infrastruktur keras dan lunak. Infrastruktur lunak adalah institusi yang membentuk ekonomi, seperti sistem perawatan kesehatan, penegakan hukum, lembaga keuangan, dan sistem pendidikan. Infrastruktur keras adalah sistem fisik yang membantu menjalankan suatu wilayah atau negara seperti jalan, jembatan, dan telekomunikasi. Berikut ini adalah infrastruktur keras, proyek yang terkait dan contohnya. 1.    Penerbangan Penerbangan adalah bentuk perjalanan yang memungkinkan orang melintasi jarak jauh dalam waktu yang jauh lebih singkat daripada mengemudi atau naik kereta. Salah satu proyek infrastruktur penerbangan yang penting saat ini termasuk perluasan bangunan ke bandara yang sudah ada sebelumnya untuk meningkatkan persentase keseluruhan pendaratan penerbangan tepat waktu. Proyek lainnya yaitu menjaga keamanan fasilitas darat dengan memperbaiki lapangan terbang. Contoh infrastruktur penerbangan meliputi: bandara, kontrol lalu lintas udara, heliport, dan fasilitas darat. 2.    Jembatan Pemeliharaan jembatan berskala besar dan bervolume tinggi diperlukan untuk perjalanan harian banyak orang. Contoh infrastruktur jembatan meliputi: jembatan balok, jembatan kabel, dan jembatan lengkung. 3.    Jalan raya Infrastruktur jalan raya mencakup lokasi yang dapat dilalui seperti jalan raya, jalan kecil, dan jalan tol. Proyek jalan raya kecil adalah tugas-tugas seperti membuat lampu lalu lintas baru, rambu, jalur landai, dan jalur lalu lintas. Proyek jalan raya yang lebih besar terdiri dari pembangunan jalan baru dan perbaikan jalan yang sudah ada. Rekonstruksi jalan dan jalan raya serta pelapisan ulang sangat penting untuk menjaga kondisi jalan tetap dapat dilalui. Banyak negara mengandalkan pendapatan dari jalan tol untuk mendanai pembangunan. Beberapa contoh infrastruktur jalan antara lain: jalan, jembatan, terowongan, dan transit bus. 4.    Telekomunikasi Teknologi selalu berkembang dan hal itu memiliki dampak terhadap kebutuhan konstan untuk proyek infrastruktur telekomunikasi, seperti kemajuan dari jaringan seluler 4G ke 5G. Contoh infrastruktur telekomunikasi meliputi: kabel telepon, internet, satelit, menara jaringan seluler, dan sistem penyiaran radio. 5.    Kereta api Selain rel kereta api, prasarana perkeretaapian mencakup semua bangunan, peralatan, dan tanah yang mendukung perkeretaapian. Ini juga termasuk manajemen, pengangkutan material, dan pemeliharaan jalur kereta api serta semua fasilitasnya. Infrastruktur kereta api dibagi menjadi dua kategori, yaitu jaringan kereta api yang terdiri dari barang dan penumpang. Untuk kedua kategori tersebut, proyek infrastruktur perkeretaapian melibatkan pemeliharaan perkeretaapian, selain itu juga mencakup upaya untuk membuat perluasan jalur rel baru dan menambahkan rambu-rambu di dekat rel kereta api. Contoh infrastruktur kereta api meliputi: jalan kereta, kereta, terowongan, jembatan kereta api, stasiun kereta api. 6.    Air Pasokan air bersih yang konstan kepada orang-orang di seluruh negara merupakan infrastruktur penting yang harus dipelihara. Proyek infrastruktur air berbeda tergantung pada lokasi karena faktor lingkungan. Misalnya, di lokasi yang biasanya mengalami kekeringan, proyek infrastruktur air memastikan keberlanjutan pasokan air dan mengurangi jumlah kebocoran dengan memantau dan memperbaiki fasilitas air yang digunakan. Sebagian besar proyek termasuk memperbarui distribusi air saat ini dan menemukan cara yang efektif untuk mengangkut air dari satu lokasi ke lokasi lain. Contoh infrastruktur air meliputi: saluran air utama, sumur, stasiun pompa, tangki septik, saluran pembuangan air hujan, talang pinggir jalan, bendungan, dan tanggul. 7.    Tenaga dan energi Infrastruktur energi tradisional termasuk batu bara, gas, dan pembangkit nuklir yang membantu menghasilkan listrik untuk seluruh negara. Teknisi pemeliharaan secara teratur melakukan perbaikan dan perawatan di pabrik untuk memastikan mereka mengirimkan daya dengan tepat dan efisien ke lokasi yang benar. Proyek infrastruktur modern menciptakan tenaga dan menyimpan energi tanpa menggunakan bahan bakar fosil, seperti infrastruktur bertenaga surya, angin, dan panas bumi. Beberapa contoh infrastruktur energi tradisional dan terbarukan yang digunakan saat ini adalah: jaringan tenaga listrik, nuclear plants, pipa gas, dan energi terbarukan. 8.    Pengelolaan limbah Tujuan pengelolaan limbah adalah untuk menjaga lingkungan bebas dari sampah di jalan, kota, dan lingkungan agar warga tetap aman. Pengelolaan limbah mencakup pengangkutan limbah dari area komersial dan pemukiman ke tempat-tempat seperti tempat pembuangan sampah dan fasilitas daur ulang untuk mencegah penyebaran penyakit dan hama. Proyek infrastruktur pengelolaan limbah terdiri dari pembangunan dan pemeliharaan fasilitas dengan baik. Pengelolaan limbah juga mencakup pengelolaan limbah air yang menjaga kebersihan sungai, danau, dan lautan. Sistem pengumpulan air limbah menyaring zat berbahaya dalam air (seperti sabun, sisa makanan, dan padatan lainnya) sebelum mengembalikannya ke badan air alami. Contoh infrastruktur pengelolaan limbah antara lain: fasilitas daur ulang, fasilitas penyimpanan, pengangkutan limbah padat dan berbahaya, dan fasilitas air limbah. 9.    Sarana rekreasi Infrastruktur rekreasi menyediakan fasilitas dan layanan yang membantu menyatukan komunitas melalui penggunaan fasilitas umum bersama di lingkungan sekitar. Proyek infrastruktur rekreasi termasuk merancang fasilitas baru yang dapat dinikmati masyarakat dan memelihara struktur yang ada, seperti taman, taman bermain, dan cagar alam. Contoh fasilitas rekreasi antara lain: taman umum dan taman bermain, pantai umum, situs bersejarah, cagar alam, kamar mandi umum, area piknik, dan area parkir umum.   Kesimpulan Nah, kita sudah membahas tentang infrastruktur mulai dari pengertian, jenis infrastruktur, manfaat, hingga komponennya. Jadi, Infrastruktur adalah seluruh struktur dan fasilitas dasar, baik itu fisik maupun sosial, seperti gedung, pasokan listrik, jalan, dan lainnya yang diperlukan untuk operasional aktivitas masyarakat dan kegiatan bisnis. Infrastruktur memiliki peran yang sangat penting bagi kehidupan negara dan masyarakat karena dengan adanya infrastruktur dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi, mengurangi gangguan pasokan, dan mendukung kualitas hidup masyarakat. Maka, kita harus mendukung perkembangan infrastruktur yang ada.

Sanitasi: Pengertian, Tujuan, Jenisnya, Ruang Lingkup, Dan Dampak Sanitasi Yang Buruk

Pengertian Sanitasi Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), sanitasi adalah usaha untuk membina dan menciptakan suatu keadaan yang baik di bidang kesehatan, terutama kesehatan masyarakat. Jika menurut World Health Organization (WHO), sanitasi adalah upaya pengendalian semua faktor lingkungan fisik manusia yang mungkin menimbulkan atau dapat menimbulkan hal- hal yang merugikan bagi perkembangan fisik, kesehatan dan daya tahan hidup manusia. Sanitasi mengacu pada pengumpulan dan pembuangan limbah manusia yang dihasilkan di rumah dan bisnis dengan benar. Ini juga mengacu pada metode pembuangan yang digunakan untuk mengumpulkan sampah dan limbah lain yang dihasilkan dari aktivitas manusia. Sistem sanitasi dirancang untuk menjaga kesehatan manusia dengan menciptakan lingkungan bersih yang mencegah penularan penyakit. Misalnya, sanitasi membantu meminimalkan diare, penyebab utama kekurangan gizi, dan terhambatnya pertumbuhan pada anak-anak. Banyak penyakit lain, seperti ascariasis cholera, hepatitis, polio, schistosomiasis, dan trachoma mudah ditularkan pada populasi dengan sanitasi yang buruk. Sanitasi biasanya lebih baik di daerah berpenduduk sedikit karena pengelolaan pembuangan limbah lebih mudah. Daerah yang berpenduduk padat cenderung memiliki kemungkinan penyebaran penyakit yang lebih besar, oleh karena itu pentingnya memperkenalkan praktik sanitasi yang baik. Terdapat berbagai sistem dan prosedur sanitasi yang tersedia untuk pengelolaan tinja.   Tujuan Sanitasi Dalam keseharian terkadang kita menemukan toiet yang tidak terawat karena kurangya air bersih, sehingga hal tersebut mengakibatkan timbulnya bau tidak sedap dan toilet yang kotor juga menjadi sumber penyakit bagia yang menggunakannya bahkan orang disekitarnya. Menurut situs World Health Organization (WHO), setiap hari ada ribuan anak di seluruh dunia meninggal akibat diare akibat sanitasi yang buruk. Pada tahun 2020, sekitar 45% air limbah domestik yang dihasilkan di seluruh dunia dibuang tanpa dilakukan pengolahan yang aman. Sekitar 10% populasi manusia diprediksi mengonsumsi makanan yang tercemar limbah. Diperlukan pola hidup sehat dan menjaga kebersihan lingkungan dengan tujuan untuk membantu kita terhindar dari kontaminasi benda-benda kotor dan berbahaya, sehingga sanitasi sangat penting untuk dilaksanakan. Tujuan dari sanitasi adalah: 1.    Terwujudnya lingkungan yang sehat, bersih, dan nyaman. 2.    Mencegah penyebaran penyakit seperti diare, cacingan, trachoma, dan penyakit tropis lainnya. 3.    Mencegah gizi buruk pada masyarakat, khususnya anak-anak. 4.    Mengurangi keparahan akibat malnutrisi. 5.    Adanya perbaikan dan peningkatan kualitas air. 6.    Menjunjung tinggi martabat dan meningkatkan keamanan. 7.    Mengurangi kelangkaan air melalui pemanfaatan air limbah yang aman untuk irigasi, khususnya di daerah yang terkena dampak perubahan iklim.     Ruang Lingkup Sanitasi Sistem sanitasi selalu dikaitkan dengan bentuk sampah dan pengolahan limbah, termasuk ruang lingkup pemeliharaan seperti sampah dan pembuangan limbah. Berikut ini adalah penjelasan mengenai ruang lingkup sanitasi lingkungan. •    Ruang lingkup sanitasi yang pertama adalah penyediaan air bersih atau air minum. Proses penyediaan air minum memerlukan proses pengawasan dan pemeriksaan yang ketat terhadap kondisi dan kualitas air untuk menjamin kebersihan dan keamanan bagi penggunanya. •    Pengelolaan sampah merupakan bidang sanitasi yang perlu mendapat perhatian khusus. Ruang lingkup sanitasi dalam pengelolaan sampah harus dilaksanakan dengan baik, meliputi peralatan pengelolaan sampah dan penggunaan alat-alatnya. Pengelolaan sampah yang tidak berfungsi dengan baik dapat menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan. •    Selanjutnya ada pemantauan dan pengendalian serangga dan hewan pengerat. Dalam jumlah yang banyak, hewan pengerat seperti tikus dapat membawa banyak penyakit yang sangat berbahaya bagi lingkungan. Ruang lingkup ini berfungsi sebagai kontrol populasi dan pencegahan adanya serangga dan hewan pengerat lainnya yang merusak.     Jenis-Jenis Sanitasi Sanitasi selalu berhubungan dengan kesehatan lingkuangan dan masyarakat. Terdapat beberapa jenis sanitasi yang ada, yaitu: 1.    Sanitasi air Jenis sanitasi pertama adalah upaya menjaga kebersihan air yang biasa digunakan untuk kebutuhan sehari-hari seperti minum, mandi, kebutuhan rumah tangga dan kebutuhan lainnya. 2.    Sanitasi pengelolaan sampah Jenis sanitasi ini biasanya dilakukan dengan mengklasifikasikan sampah ke dalam dua kategori, yaitu sampah yang mudah terurai (organik) dan sampah yang sulit terurai (non-organik). 3.    Sanitasi makanan Sanitasi makanan dapat dilakukan dengan menyimpan makanan di tempat yang bersih dan bebas dari bakteri atau bahan kimia lainnya. 4.    Sanitasi dasar Selanjutnya ada sanitasi dasar yaitu menjadi syarat minimum untuk kesehatan lingkungan yang harus dilakukan keluarga dalam keseharian. Mulai dari penyediaan air minum, toilet, hingga pengolahan sampah dan air limbah. 5.    Sanitasi lingkungan Sanitasi ini merupakan upaya mewujudkan lingkungan yang sehat dengan cara mengendalikan unsur-unsur fisik lingkungan, terutama yang berpotensi mengganggu kesehatan dan mengganggu kehidupan manusia. Sanitasi lingkungan dapat dicapai di perumahan, penyediaan air minum, pembuangan limbah manusia, dan lainnya. 6.    Sanitasi berbasis wadah Sanitasi jenis ini merupakan salah satu jenis sanitasi yang mengacu pada sistem sanitasi yang menggunakan wadah untuk menampung sampah sisa kegiatan sehari-hari. Wadah ini harus memiliki tutup dan dapat dilepas untuk diangkut ke tempat pengolahan. Sanitasi berbasis wadah biasanya terkait dengan penyediaan toilet portabel dan pengumpulan kotoran yang ditanggung penggunanya. Jika dikelola dengan baik, sistem sanitasi ini cukup efektif untuk menyediakan sarana pengumpulan, pengangkutan, dan pengolahan air limbah yang aman bagi penduduk berpenghasilan rendah karena lebih murah daripada pemasangan dan pemeliharaan sistem saluran pembuangan.   7.    Sanitasi berbasis masyarakat Selanjutnya yaitu sanitasi berbasis masyarakat, sanitasi ini merupakan salah satu pendekatan yang dilakukan dengan tujuan mengubah perilaku buang air besar sembarangan pada masyarakat, khususnya masyarakat perkotaan. Sanitasi jenis ini lebih berfokus pada perubahan perilaku dan kesadaran masyarakat daripada membangun fasilitas. 8.    Sanitasi ekologis Sanitasi ekologis adalah sistem yang mengambil limbah manusia dan mengubahnya menjadi sumber energi melalui teknologi sehingga dapat digunakan dalam berbagai aspek kehidupan. Misalnya seperti pertanian, menghemat air, atau mencegah pencemaran air. Teknologi yang dapat digunakan dalam sanitasi ekologi antara lain menggunakan bakteri untuk mencerna limbah atau menggunakan bakteri untuk menghasilkan biogas dari limbah yang difermentasi secara anaerobik. 9.    Sanitasi darurat Sanitasi jenis ini merupakan sanitasi yang biasa digunakan untuk membantu di lokasi evakuasi atau saat terjadi bencana alam. Hal tersebut dibagi menjadi tiga tahap, yaitu: •    Tahap segera Pada tahap ini, tindakan lebih difokuskan pada pengelolaan limbah feses, jamban dasar, dan jamban ember. •    Tahap jangka pendek Selanjutnya teknologi seperti toilet kering, tangki septik, atau sistem sanitasi terdesentralisasi dapat digunakan. Selain itu, juga dapat menyediakan tempat untuk mencuci tangan dan pengelolaan tinja. •    Tahap jangka panjang Pada titik ini, sudah mulai memasuki upaya pemulihan dan penyelesaian yang ditujukan untuk menjaga dan memelihara kesejahteraan penduduk yang terkena dampak. 10.    Sanitasi kering Sanitasi kering adalah jenis yang kurang umum saat ini karena sistemnya menggunakan toilet kering tanpa saluran pembuangan untuk pengangkutan kotoran.   Dampak Sanitasi yang Buruk Bagi Lingkungan Selalu menjaga kerbersihan lingkungan sekitar menjadi cara yang baik untuk menjaga kesehatan. Jika kita mengabaikannya, maka akan berdampak negatif bagi kita sendiri. Dampak negatif tersebut tidak hanya terasa pada jangka pendek saja, namun bisa berpengaruh hingga jangka panjang yang seiring waktu membahayakan lingkuangan disekitarnya. Berikut ini adalah dampat negatif atau buruk bagi lingkungan kita dan sekitar. •    Terjangkit penyakit kolera. Pernah terjadi wabah kolera di beberapa negara berkembang di Asia dan Afrika yang disebabkan oleh keadaan sanitasi yang buruk. Penyakit ini menular melalui air dalam kondisi tercemar. Penderita kolera dapat mengalami diare parah yang berbahaya karena penderita kolera dapat mengalami dehidrasi dengan sangat cepat. •    Kemudian ada penyakit yang diakibatkan oleh lingkungan yang kotor. Penyakit ini disebabkan oleh parasit mematikan yang telah menginfeksi manusia. Penyakit tersebut berasal dari cacing pita yang dapat menembus kulit manusia dan kemudian menyebar melalui kotoran manusia yang terkontaminasi. •    Kondisi sanitasi yang buruk akan berdampak pada sistem pernapasan dan dapat menyebabkan infeksi saluran pernapasan akut yang sangat berbahaya, bahkan dapat menyebabkan kematian. Terdapat 4,2 juta orang meninggal setiap tahun dan 1,6 juta anak di bawah usia 5 tahun meninggal akibat infeksi saluran pernapasan akut di negara berkembang. •    Selanjutnya demam tifoid yang merupakan penyakit akibat kondisi lingkungan yang kotor. Demam tifoid dapat terjadi ketika seseorang berada di lingkungan yang kotor dan terinfeksi bakteri salmonella typhi.     Hal Untuk Memastikan Sanitasi Tetap Baik Berdasarkan Permenkes 3/2014 tentang Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM), pemerintah menyatakan bahwa ada 5 pilar STBM atau prinsip-prinsip sanitasi baik yang dapat dilakukan oleh setiap orang, yaitu: 1.    Jangan buang air besar sembarangan Kebiasaan buang air besar di sungai, kolam atau tempat terbuka perlu dihentikan tanpa adanya sistem pengolahan air limbah yang baik. Sebaliknya, buang air besar di toilet yang tersedia. 2.    Cuci tangan menggunakan sabun Selalu cuci tangan setelah buang air besar atau buang air kecil. Gunakan sabun dan cuci tangan hingga bersih (termasuk punggung tangan dan sela-sela jari), lalu bilas dengan air mengalir. 3.    Pengelolaan makanan dan air minum rumah tangga Pastikan tangki air yang digunakan untuk minum selalu bersih. Selain itu, pastikan makanan rumahan yang Anda santap bersih, mulai dari persiapan hingga penyajian. 4.    Pengelolaan limbah rumah tangga Sampah rumah tangga harus dibuang secara teratur di luar rumah. Setiap rumah tangga juga didorong untuk menerapkan 3R yaitu reduction (mengurangi volume sampah rumah tangga), reuse (menggunakan kembali barang yang dapat digunakan), dan recycle (mengubah sampah menjadi benda yang bermanfaat). 5.    Menjamin keamanan saluran pembuangan limbah cair Pemisahan limbah cair rumah tangga dengan sumur rembesan dan selokan. Maka, anda harus memiliki tempat penampungan yang memadai agar sanitasi lingkungan baik.   Kesimpulan Jadi, sudah paham kan mengenai Sanitasi. Sanitasi adalah usaha yang bertujuan untuk mengendalikan faktor lingkungan dan manusia yang mungkin menimbulkan dampak buruk dalam bidang kesehatan. Sistem sanitasi dirancang untuk menjaga kesehatan manusia dengan menciptakan lingkungan bersih yang mencegah penularan penyakit. Oleh karena itu, kita harus selalu menjaga sanitasi lingkungan agar tetap baik sehingga tidak menyebabkan dampak buruk.

Mengenal Konsep bangunan Hijau Dan Manfaatnya

Penggunaan ide bangunan hijau telah menjadi topik yang sudah dibahas sejak lama. Bahkan, gagasan tersebut telah dilaksanakan di beberapa negara sebagai tindakan untuk mencegah pemanasan global. Di Indonesia, penggunaan bangunan yang ramah lingkungan baru-baru ini mulai diperkenalkan. Jadi, apa sebenarnya konsep bangunan hijau dan bagaimana cara menerapkannya? Teruslah membaca artikel ini untuk mengetahui jawabannya Apa Yang Dimaksud Bangunan Hijau Sangat krusial untuk menerapkan konsep yang ramah lingkungan dalam berbagai aspek. Satu alasan mengapa konsep tersebut sangat diperlukan adalah karena merupakan tindakan pencegahan untuk memastikan bahwa lingkungan dan alam tidak mengalami kerusakan dan tetap berada dalam kondisi yang baik. Salah satu konsep ramah lingkungan yang sedang populer saat ini adalah konsep bangunan hijau. Tetapi, apa sebenarnya konsep bangunan hijau itu? Bangunan Hijau adalah jenis bangunan yang dikenal sebagai bangunan berkelanjutan yang memperhatikan dampak lingkungan sejak tahap perencanaan, pembangunan, pengoperasian, pemeliharaan, renovasi, hingga pembongkarannya. Bangunan ini bertujuan untuk menciptakan dampak positif terhadap iklim dan lingkungan alam, serta melindungi dan menghemat sumber daya alam. Dampak positif ini bisa didapat dengan menjaga kualitas udara di dalam ruangan, mempertimbangkan lingkungan selama proses pembangunan, menggunakan bahan yang tidak beracun, dan memperhatikan kesehatan penghuninya yang semuanya mengikuti prinsip berkelanjutan. Dengan demikian, Bangunan Hijau dapat meningkatkan efisiensi sumber daya bangunan seperti energi, air, dan bahan, serta mengurangi dampak bangunan terhadap kesehatan manusia dan lingkungan. Menurut World Green Building Council, konsep bangunan hijau adalah suatu konsep dimana bangunan dalam desain, konstruksi, dan operasinya dapat mengurangi dampak negatif bagi lingkungan. Konsep ini juga memastikan bahwa bangunan memberikan dampak positif bagi lingkungan dan alam. Di Indonesia, terdapat organisasi yang bertugas melakukan sertifikasi bangunan yang ramah lingkungan, yaitu Green Building Council Indonesia.GBC Indonesia merupakan sebuah organisasi nirlaba yang didirikan pada tahun 2009 dengan dukungan dari para pemangku kepentingan, seperti para ahli di bidang konstruksi, pihak industri bangunan dan properti, pemerintah, lembaga pendidikan dan penelitian, asosiasi profesi, serta masyarakat yang peduli terhadap lingkungan. Tujuan utama dari GBC Indonesia adalah untuk mempromosikan penerapan prinsip-prinsip hijau, ekologi, keberlanjutan, dan kesinambungan dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pengoperasian bangunan serta lingkungannya di Indonesia. GBC Indonesia telah diakui oleh World Green Building Council (WGBC), yang berbasis di Toronto, Kanada, sebagai Emerging Member. GBC Indonesia juga menyelenggarakan sertifikasi bangunan berdasarkan standar Greenship. Saat ini, terdapat 111 organisasi yang bergabung dalam GBC Indonesia. Dalam pembangunan, bangunan yang ramah lingkungan harus menggunakan sumber daya alam dengan bijak dan tidak menggunakan bahan-bahan bangunan secara berlebihan. Setiap komponen bangunan harus saling terhubung dan tidak ada bagian yang tidak berguna. Proses pembuatan bangunan hijau membutuhkan kerjasama erat antara kontraktor, arsitek, insinyur, dan klien agar dapat menghasilkan bangunan yang berkualitas tanpa mengurangi kenyamanan di dalamnya. Terdapat beberapa aspek yang perlu diperhatikan dan dipenuhi dalam pembangunan bangunan hijau, meliputi: 1. Pemanfaatan air dan sumber daya lainnya harus dilakukan dengan efisien. 2. Pemanfaatan sumber energi terbarukan pada bangunan, seperti pemasangan panel surya dan turbin angin. 3. Tindakan pengurangan polusi dan limbah. Jika memungkinkan, dibutuhkan tempat untuk melakukan daur ulang limbah. 4. Pertimbangan terhadap kualitas hidup penghuni yang tinggal di dalamnya. 5. Desain bangunan yang dirancang agar dapat beradaptasi dengan perubahan lingkungan. Manfaat Bangunan Hijau Banyak yang berpendapat bahwa konsep bangunan ramah lingkungan adalah bangunan mewah semata yang terlihat menarik, memiliki teknologi modern, dan tidak bermanfaat sama sekali.Namun, bangunan hijau tidak hanya sekedar bangunan mewah. Konsep ini memiliki banyak manfaat, terutama bagi lingkungan. Berikut adalah beberapa contoh manfaat bangunan hijau yang perlu Anda ketahui. 1. Meningkatkan Kualitas Hidup Lingkungan yang nyaman memberikan dampak pada kesehatan. Bangunan yang dirancang dengan konsep ramah lingkungan umumnya dapat memberikan kenyamanan bagi penghuninya. Mulai dari desain ruang terbuka untuk meningkatkan pencahayaan alami, tanaman hijau untuk memperbaiki kualitas udara, hingga berbagai fitur ergonomis lainnya yang dapat meningkatkan kenyamanan penghuni. 2. Menjaga Ketersediaan Sumber Daya Air Bangunan Hijau memperhatikan sumber daya air. Sebagai ilustrasi, pemanfaatan kamar mandi yang menggunakan sistem vakum bisa mengurangi konsumsi air pada gedung. Sesuai dengan sumber SSWM Toolbox, penggunaan kamar mandi yang menggunakan sistem vakum hanya memerlukan air sejumlah 0,5 hingga 1,5 liter saja. Berbeda dengan kamar mandi umum yang memerlukan sekitar 6 liter air untuk setiap kali digunakan. 3. Menurunkan Biaya Operasional dan Pemeliharaan Bangunan Salah satu keuntungan terbesar dari bangunan hijau adalah dapat menurunkan biaya operasional dan pemeliharaan bangunan. Bangunan dibangun dengan menggunakan bahan berkualitas tinggi, sehingga kualitasnya dapat bertahan lama. Bangunan hijau yang dilengkapi dengan panel surya dapat menurunkan penggunaan listrik hingga 10% setiap harinya, hal ini tentu akan berdampak besar terhadap biaya operasional bulanan dari bangunan. 4. Mengurangi Dampak Karbon untuk Mempertahankan Lingkungan Sesuai dengan lembaga Perlindungan Lingkungan (EPA), gedung-gedung berkontribusi sekitar 30% dari keseluruhan pelepasan karbon dioksida di bumi. Oleh karena itu, bangunan hijau dirancang untuk mengurangi emisi karbon. Dalam konsep ini, taman vertikal perlu dimasukkan sebagai salah satu upaya untuk mengurangi polusi dan emisi udara. 5. Bangunan yang Tahan Lama Pemanfaatan material konstruksi yang bermutu membuat bangunan mampu bertahan lama dan lebih kokoh terhadap perubahan. Beberapa bangunan hijau juga dirancang untuk terus berkembang, seperti sebuah rumah yang tumbuh. Penerapan Bangunan Hijau Menegakkan struktur yang ramah lingkungan untuk melindungi planet dan semua makhluk hidup yang menghuninya, bukan hanya manusia, telah menjadi hal yang sangat penting dalam industri konstruksi dan arsitektur saat ini. Menurut data dari Greenpeace yang diterima oleh DW Indonesia pada bulan Juli 2020, lebih dari 9.000 orang diperkirakan meninggal akibat polusi udara di Indonesia sejak awal tahun 2020. Di Jakarta, sekitar 6.100 orang diperkirakan meninggal, sementara di Surabaya sekitar 1.700 orang, di Denpasar sekitar 410 orang, dan di Bandung sekitar 1.400 orang. Selain itu, selama pandemi Covid-19, sirkulasi udara yang sehat sangat penting, terutama karena penularan virus melalui droplet dan airborne dapat sangat mudah terjadi di dalam gedung jika tidak ada sistem ventilasi yang baik. Menurut GBC Indonesia dalam Greenship EB, terdapat enam kategori penilaian Bangunan Hijau yang harus dipenuhi. Keenam kategori tersebut meliputi: 1. Pengembangan Situs yang Tepat. Kategori ini mencakup akses ke fasilitas umum, pengurangan penggunaan kendaraan bermotor, penggunaan sepeda, penanaman tanaman hijau, pengurangan efek pulau panas, pengurangan beban volume air hujan, manajemen situs, dan perhatian terhadap bangunan atau fasilitas di sekitarnya. 2. Efisiensi dan Konservasi Energi. Pada kategori ini, segala bentuk optimalisasi efisiensi penggunaan energi pada bangunan, peninjauan kembali peralatan pengkondisian udara, penghematan energi pada sistem pencahayaan dan pengkondisian udara, pencatatan dan pengawasan penggunaan energi, operasi dan perawatan peralatan pendingin udara, penggunaan energi terbarukan dan pengurangan emisi energi, tercakup di dalamnya. 3. Konservasi Air. Kategori ini mencakup pengukuran konsumsi air, pemeliharaan dan pemeriksaan sistem perpipaan, efisiensi penggunaan air bersih, pengujian kualitas air, penggunaan air daur ulang, penggunaan sistem filtrasi untuk menghasilkan air minum, pengurangan penggunaan air dari sumur dalam dan penggunaan kran otomatis. 4. Sumber Daya dan Siklus Material. Kategori ini mencakup penggunaan pendingin, penggunaan bahan yang ramah lingkungan, pengelolaan sampah, pemilahan sampah, pengelolaan limbah beracun dan berbahaya dan pengalihan barang bekas. 5. Kesehatan dan Kenyamanan Ruangan.  Dalam kategori ini meliputi mutu udara dalam ruangan, penataan lingkungan asap tembakau, pemantauan gas karbon dioksida dan karbon monoksida, pengukuran kualitas udara. Bangunan Hijau Di Indonesia  Di Indonesia, implementasi green building semakin berkembang. Banyak gedung seperti kantor, apartemen, dan pusat perbelanjaan yang menerapkan konsep ini. Menurut informasi yang terdapat di situs What's New Indonesia, beberapa gedung yang menerapkan prinsip bangunan hijau di Indonesia adalah: 1. Sequis Center Gedung perkantoran ini dibangun pada tahun 1980 dan telah berhasil direnovasi agar lebih hemat energi. Setelah menerapkan prinsip bangunan hijau, Sequis Center berhasil mengurangi konsumsi listrik dan air sebesar 28% dari sebelumnya. Selain itu, bangunan ini juga telah menerapkan sistem pengolahan dan daur ulang limbah yang efisien. 2. Menara BCA Bangunan ini merupakan salah satu bangunan hijau yang ada di Indonesia yang telah berhasil meraih sertifikasi bangunan hijau terbaik. Gedung tinggi ini dianugerahi sertifikasi Greenship EB Platinum dalam kategori tertinggi karena sukses menerapkan metode efisien untuk mengurangi penggunaan air dan listrik. 3. Alamanda Tower Bangunan yang memiliki ketinggian mencapai 30 lantai ini telah berhasil memperoleh penghargaan Greenship Platinum dari Green Council Building Indonesia (GBCI).Di dalamnya terdapat sistem pengolahan dan daur ulang air, sistem ventilasi dan pencahayaan yang optimal untuk mengurangi paparan sinar ultraviolet ke dalam bangunan, serta pemanfaatan lampu LED di seluruh bagian gedung. 4. Gedung Utama Kementerian Pekerjaan Umum Bangunan resmi yang dimiliki oleh pemerintah berhasil memperoleh sertifikasi GBCI dengan standar platinum.Konsep green building diterapkan di gedung ini, seperti sensor lampu otomatis, sistem daur ulang air, dan penggunaan jendela berukuran besar untuk memanfaatkan cahaya matahari secara alami. Ide yang bersifat pro-lingkungan ini berhasil menurunkan penggunaan energi dan air masing-masing sekitar 44% dan 81%. 5. Pacific Place Mall Pusat perbelanjaan ini merupakan salah satu yang pertama mengadopsi konsep Demikianlah penjelasan mengenai prinsip bangunan hijau, manfaat, dan implementasinya. Semoga artikel ini dapat memotivasi Anda untuk terlibat dalam upaya menciptakan tempat tinggal yang ramah lingkungan guna melestarikan alam yang menjadi rumah kita.

Mengenal Pondasi Cakar Ayam Yang Berasal Dari Indonesia

Bagian terpenting dalam sebuah konstruksi bangunan adalah pondasi bangunan itu. Kokoh tidaknya konstruksi dipengaruhi oleh rancangan pondasi dan penerapannya. Pondasi adalah struktur bangunan terbawah (dasar) yang digunakan untuk menyalurkan beban dari struktur di atasnya ke lapisan tanah di bawah.  Terdapat banyak jenis pondasi, tapi kali ini akan dibahas jenis pondasi cakar ayam yang berasal dari Indonesia.    Sejarah Pondasi Cakar Ayam Pondasi cakar ayam dikembangkan oleh Prof. Dr. Ir. Sedijatmo pada tahun 1961. Ketika itu beliau menjadi pejabat di Perusahaan Listrik Negara (PLN). Saat itu, PLN sedang membangun 7 tower listrik tegangan tinggi di kawasan berawa sekitar Ancol, Jakarta. Dua menara telah berhasil didirikan di atas pondasi konvensional. Namun, lima menara sisanya tidak dapat dibangun. Semua menara ini akan mengalirkan listrik dari Tanjung Priok ke Gelanggang Olahraga Senayan, yang mana pada tahun 1962 diadakan Asian Games. Ir. Soedijatmo memahami sulitnya membangun menara di medan rawa seperti itu. Akhirnya, dia mendapatkan ide untuk membangun menara listriknya di atas pondasi cakar ayam dari pelat beton. Di bawah pelat beton, masih ada pipa beton sebagai penopang. Pipa dan pelat beton mencengkeram tanah yang lunak dan berawa dengan kuat. Kemudian, lima menara listrik yang tersisa dapat didirikan tepat waktu dengan menggunakan pondasi cakar ayam. Dari pengalaman tersebut, oleh beliau pondasi tersebut diberi nama pondasi cakar ayam.   Pengertian Pondasi Cakar Ayam Pondasi cakar ayam adalah teknik yang digunakan untuk membuat konstruksi bangunan. Alasan dinamakan demikian karena bagian bawahnya memiliki pipa-pipa beton berbentuk seperti cakar ayam. Pondasi ini banyak digunakan pada konstruksi-konstruksi bangunan di Indonesia.  Pada bagian bawah pondasi cakar ayam terdapat pipa beton berbentuk cakar ayam. Hal ini dimaksudkan agar pondasi dapat terdorong lebih kokoh ke dalam tanah. Tentunya jika pondasi dapat tertanam dengan baik, maka konstruksi bangunan dapat menjadi lebih stabil dan lebih kokoh.  Pondasi cakar ayam cocok digunakan pada semua macam atau jenis tanah baik yang lunak maupun yang keras. Oleh karena itu, pondasi ini banyak diaplikasikan pada konstruksi bangunan bertingkat tinggi.  Tak hanya itu, pondasi cakar ayam juga digunakan dalam pembangunan jalan layang, jembatan besar, dan landasan pacu. Namun, dengan struktur dan kekuatan yang berbeda-beda atau dengan kata lain ukuran pondasi sesuai dengan kebutuhan dan tujuan konstruksi.     Struktur Pondasi Cakar Ayam Pada umumnya struktur pondasi ini terdiri dari pelat beton bertulang setebal 10-15 cm yang ditopang oleh pipa-pipa bertulang yang dipasang secara vertikal dan dilekatkan pada pelat beton. Pipa beton ini biasanya berdiameter 120 cm dengan tebal 8 cm dan panjangnya tergantung pada beban yang diterapkan pada pelat dan kondisi tanah. Sistemnya antara pelat dan pipa beton akan mencengkeram ke tanah seperti kaki ayam dan bahkan dapat menahan beban 1,5 hingga 4 ton per meter persegi.  Pada struktur pondasi cakar ayam, balok beton berfungsi sebagai pengaku pelat. Pelat dan balok beton kemudian bekerja dengan tanah yang terperangkap di pondasi untuk menciptakan sistem komposit berkekuatan tinggi. Dari segi prinsip kerja, sistem komposit telah berhasil dibangun oleh komponen penyusun pondasi cakar ayam.   Prinsip Kerja Pondasi Cakar Ayam Pondasi cakar ayam sangat kuat karena sistemnya seperti cengkeraman cakar ayam. Untuk mengetahui bagaimana cara kerjanya, berikut ini penjelasannya. •    Jika ada beban titik yang bekerja pada sisi atas pelat beton, beban ini akan menyebabkan pelat menjadi melendut. Lendutan ini kemudian menyebabkan buis-buis mengalami rotasi. Hasil pengamatan model menunjukkan bahwa putaran terbesar terjadi sedekat mungkin dengan titik beban. •    Kemudian rotasi cakar ini akan memobilisasi tekanan tanah lateral di belakang cakar. Tekanan tanah lateral juga merupakan momen melawan lendutan pada pelat.  •    Cara mengurangi lendutan pelat dapat dilakukan dengan prinsip sebagai berikut. Semakin besar torsi terhadap cakar untuk melawan lendutan, semakin sedikit reduksi lendutan yang terjadi. •    Momen lawan cakar dipengaruhi oleh ukuran pondasi dan berat jenis (kekuatan geser) tanah di sekitar pondasi. Oleh karena itu, semakin panjang dan lebar cakar, semakin besar momen lawan dapat menahan lendutan pelat.    Cara Pemasangan Pondasi Cakar Ayam Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan saat melakukan pemasangan pondasi cakar ayam: 1.    Berat dan fungsi ruang lantai 2 Pondasi harus diperpanjang jika ruangan di lantai atas lebih berat. Misalnya, jika hanya kamar tidur, ruang keluarga atau sejenisnya, maka biasanya berukuran 60 cm x 60 cm dengan ketebalan 20 cm. Namun jika beban di lantai 2 berat, seperti garasi atau kolam renang, maka pondasi harus diperpanjang. Sama halnya jika rumah memiliki lebih dari 2 lantai.  2.    Dipengaruhi oleh jenis tanah Jika tanahnya keras dan padat, pondasi cakar ayam dibuat lebih kecil karena sudah diperkuat oleh kontur tanah. Berbeda dengan tanah yang lembut yang harus menggunakan pondasi besar. 3.    Kedalaman pondasi Kedalaman pondasi bervariasi dari 1,5 meter hingga 2 meter. Tapi ini harus dihitung sesuai kebutuhan. Semakin dalam pondasinya, semakin kuat pondasi itu menopang rumah. Kedalaman pondasi maksimum di area tanah yang rentan adalah 4 meter. 4.    Bahan baku pondasi Pada pondasi cakar ayam, dua bahan utamanya adalah besi dan beton. Diameter besi yang cocok untuk pondasi minimal berdiameter 10 mm dan dipasang setiap 20 cm. Kemudian untuk membuatnya lebih kuat tambahkan beton dengan menghitung takarannya 1:2:3 untuk semen, pasir, dan koral.     Kelebihan Pondasi Cakar Ayam Berikut ini adalah kelebihan dari pondasi cakar ayam pada konstruksi bangunan. 1.    Cocok untuk bangunan di atas tanah lunak atau kurang padat Seperti tujuan awalnya, pondasi cakar ayam dirancang khusus untuk membantu pertumbuhan di daerah yang tanahnya lunak atau kurang padat. Untuk menjaga konstruksi pada tanah lunak atau tekstur berair berjalan lancar. Lapisan pondasi ini dijamin tidak akan menyebabkan penurunan, kelongsoran, atau perpindahan pondasi. Dari segi teknis, pondasi cakar ayam ini sebenarnya didukung kekuatan yang lebih tinggi dan tidak membutuhkan ruang untuk tumbuh karena pengaruh cuaca.  2.    Cocok digunakan untuk beragam daerah di Indonesia Ingat sejarah bagaimana pondasi cakar ayam ini muncul, yaitu konstruksi bangunan di atas tanah lunak. Karena sebagian besar tanah di beberapa wilayah Indonesia bertekstur lunak, pondasi cakar ayam ini juga cocok untuk diterapkan di Indonesia. Indonesia sendiri memiliki jenis tanah yang berbeda-beda di berbagai wilayah geografis seperti sawah, pegunungan, rawa, dan termasuk dataran rendah. Jadi tidak perlu heran, karena pondasi jenis ini sangat populer dan banyak diadopsi oleh banyak perumahan untuk bangunan tempat tinggal di Indonesia. Tentunya sebagai bangsa Indonesia kita harus berterima kasih kepada Prof. Dr. Ir. Sedijatmo atas ide pondasi cakar ayam karena membawa banyak manfaat bagi dunia konstruksi dan sangat cocok untuk diterapkan di Indonesia. 3.    Tidak perlu sistem drainase Penggunaan pondasi cakar ayam, tanah bangunan tidak perlu khawatir dengan sistem drainase karena tidak perlu sistem ini dan tidak perlu sambungan kembang kusut. Memang menurut keunggulan pertama, cocok untuk konstruksi di tanah lunak. Keuntungan ini juga memungkinkan pekerjaan konstruksi bahkan dalam kondisi tanah yang relatif lemah. Pondasi cakar ayam terbuat dari beton padat yang juga sangat kuat sehingga tidak ada ruang berlebih untuk sistem drainase. Tentunya tanpa adanya sistem drainase ini, pembangunan akan jauh lebih efisien dari segi material, biaya, dan juga waktu perawatan. 4.    Bangunan akan lebih kuat Keunggulan pondasi cakar ayam berikutnya adalah strukturnya akan lebih kuat meski dibangun di atas tanah dengan kondisi kurang stabil. Tentu saja, semua itu bisa terjadi karena bagaimana proses pembuatan pondasi cakar ayam yang benar-benar bagus. Pekerjaan pondasi ini langsung menggali ke bagian tanah yang terdalam saat selesai. Penggunaan beton di seluruh pondasi jelas juga sangat menguntungkan karena semakin meningkatkan keawetan pondasi.    Kekurangan Pondasi Cakar Ayam Selain banyaknya kelebihan, pondasi cakar ayam juga memiliki kekurangan yang bisa menjadi pertimbangan, antara lain: 1.    Perawatan lebih mahal Karena tujuan awal pondasi cakar ayam adalah untuk membuat pondasi gedung bertingkat atau bangunan tinggi, tentu biaya pengerjaannya akan jauh lebih mahal. Bahkan jika dibandingkan dengan beberapa jenis pondasi umum lainnya, biaya pembangunan pondasi jenis ini masih jauh lebih mahal. Beberapa penyebab mahalnya biaya pembuatan pondasi cakar ayam adalah karena pembuatannya dinilai cukup rumit. Selain itu juga membutuhkan peralatan yang rumit dan menggunakan bahan yang cukup banyak. Contoh kecilnya adalah proses penuangan pondasi beton yang membutuhkan banyak bahan konstruksi. 2.    Tidak cocok untuk bangunan kecil Tujuan awal pembangunan pondasi cakar ayam adalah untuk bangunan bertingkat tinggi atau proyek infrastruktur berskala besar. Untuk itu, meski peduli dengan pondasi cakar ayam ini, sayangnya kurang cocok untuk rumah minimalis. Namun, untuk rumah yang besar dan mewah, penggunaan pondasi cakar ayam tetap bisa dipertimbangkan.  Alasan lainnya bukan hanya dari segi bangunan yang tidak sesuai, tetapi juga dari segi biaya dan proses pemasangan yang tidak sesuai untuk bangunan kecil. Jadi, jika Anda ingin membangun rumah satu lantai, lebih baik menggunakan pondasi lain yang lebih ekonomis namun tetap berkualitas. 3.    Proses pembuatan yang kompleks Faktor ini adalah hal utama yang menjadi pertimbangan dalam penggunaan pondasi cakar ayam. Pondasi ini solid dan teruji membuat bangunan kokoh. Untuk yang sudah diketahui, proses pembuatan pondasi cakar ayam tidak menggunakan proses yang mudah dan sederhana, melainkan cukup rumit. Proses yang rumit ini tentu berpengaruh pada biaya produksi pondasi ini. Selain aspek biaya, proses pembuatan yang rumit ini juga dapat mempengaruhi durasi proyek itu sendiri. Mungkin tertunda karena butuh waktu lebih lama untuk membuatnya.    Kesimpulan Sekian penjelasan mengenai Pondasi Cakar Ayam. Konstruksi bangunan yang menggunakan pondasi cakar ayam akan sangat kuat, namun perlu diperhatikan juga kebutuhan konstruksi bangunan apakah cocok dengan pondasi ini atau tidak. Dengan membaca artikel tersebut dapat membantu Anda dalam memahami dan menentukan pondasi yang tepat digunakan.  

Mekanika Tanah: Tujuan, Ruang Lingkup Dalam Konstruksi

Pengertian Mekanika Tanah  Istilah 'mekanika tanah' diperkenalkan oleh Dr. Karl Terzhagi pada tahun 1925 melalui buku Erdbaumechanic. Mekanika tanah merupakan salah satu bidang ilmu mekanika yang mempelajari tentang gaya-gaya yang bekerja pada tanah dan aliran air dalam tanah. Materi yang dibahas dalam mekanika tanah meliputi penelitian tentang tanah, perilaku tanah, dan aplikasinya sebagai bahan rekayasa. Definisi 'Tanah' dalam Mekanika Tanah Kata 'tanah' berasal dari kata Latin 'solium', yang berarti lapisan atas bumi yang dapat digali atau dibajak. Tanah adalah bahan kompleks yang terdiri dari partikel-partikel mineral yang tidak terkonsolidasi yang terbentuk akibat pelapukan batuan. Pengertian tanah bervariasi tergantung dari profesi yang menggunakannya. Menurut ahli pertanian, tanah adalah zat di permukaan bumi yang digunakan untuk menumbuhkan tanaman. Menurut ahli geologi, tanah adalah bahan yang terletak di zona relatif tipis tempat akar tanaman dapat tumbuh. Sedangkan menurut para insinyur, tanah adalah endapan mineral dan/atau partikel organik yang tidak teragregasi atau tersemen. Ukuran partikel tanah bisa mencapai 10-4 sentimeter hingga batu besar. Batu besar, pasir, tanah liat, kerikil, lanau, dan sejenisnya termasuk dalam kategori tanah. Mekanika Tanah dan Rekayasa Tanah  Rekayasa tanah memiliki ruang lingkup yang lebih luas daripada mekanika tanah. Rekayasa tanah lebih menekankan pada aplikasi praktis daripada aspek fundamental atau matematika dari tanah. Rekayasa tanah adalah bidang penerapan yang menggunakan prinsip-prinsip mekanika tanah untuk menyelesaikan masalah praktis. Rekayasa tanah meliputi investigasi tanah, desain dan konstruksi pondasi, struktur penahan tanah, dan struktur bumi. Namun, terkadang mekanika tanah juga disebut sebagai rekayasa tanah. Geoteknik adalah teknik yang terdiri dari rekayasa tanah/mekanika tanah dan rekayasa pondasi. Tujuan Geoteknik Semua struktur dibangun di atas permukaan bumi. Untuk merancang struktur yang aman dan sehat, karakteristik khusus dari tanah, teori dan prosedur dirumuskan. Selama tahap perancangan struktur, data ini digunakan oleh para perancang dikombinasikan dengan pengalaman praktis mereka sendiri untuk menghasilkan desain yang cocok untuk struktur yang sesuai dengan kondisi lapangan. Perancang harus mempertimbangkan endapan tanah alami, yang memperkuat pondasi dan struktur di atasnya. Namun, endapan tanah ini hadir dengan cara yang tidak pasti yang memungkinkan untuk memiliki beragam kombinasi. Oleh karena itu, beberapa opsi dari kemungkinan kombinasi dapat dipertimbangkan. Hal ini mempengaruhi pilihan dan desain struktur. Karena itu, seorang insinyur pondasi harus mampu menerapkan prinsip-prinsip geoteknik agar sesuai dengan kondisi lapangan. Oleh karena itu, geoteknik adalah dasar dari rekayasa pondasi. Ruang Lingkup Mekanika Tanah Mekanika tanah terapan mencakup berbagai bidang seperti yang diuraikan di bawah ini: 1. Teknik Pondasi Fondasi adalah prasyarat penting bagi setiap struktur untuk menyalurkan beban dengan aman dan efisien ke tanah. Apapun jenis struktur, baik itu bangunan, jembatan, jalan raya, kanal, bendungan, atau terowongan, semuanya dibangun di atas tanah. Beberapa faktor yang harus dipertimbangkan saat merancang pondasi untuk struktur meliputi: - Kapasitas dukung tanah - Distribusi tegangan pada tanah di bawah beban - Potensi penurunan - Pengaruh air tanah - Karakteristik kembang-susut tanah. 2. Struktur Penahan Dinding penahan dibuat untuk menahan tanah agar tidak tergelincir atau bergerak. Tanah harus tersebar pada kemiringan yang tepat agar tetap stabil. Namun, jika tidak ada cukup ruang bagi tanah untuk tersebar di atas permukaan tanah, maka struktur penahan harus dibangun. Jika tidak, tanah akan menggelincir atau bergerak. Selain itu, struktur penahan juga membantu menjaga tingkat tanah pada kedua sisi yang berbeda. 3. Kestabilan Kemiringan Ketika permukaan tanah tidak datar, gaya gravitasi vertikal dapat menggerakkan tanah ke arah bawah. Hal ini dapat menyebabkan ketidakstabilan pada kemiringan. Kemiringan dirancang untuk dinding penahan dan pemotongan tanah. Pengetahuan tentang kekuatan geser tanah dan karakteristik yang terkait sangat penting untuk merancang kemiringan yang tepat dan ketinggian atau kedalaman pemotongan yang sesuai. Kemungkinan infiltrasi air tanah juga harus dipertimbangkan saat menggali tanah. Jika air tanah meresap ke dalam galian, daya dukung tanah dapat menurun. Terkadang, air di bawah tanah harus dialirkan untuk mengurangi gaya infiltrasi. Ada berbagai cara untuk mengalirkan air infiltrasi. Dukungan lateral atau dinding penahan harus dibangun untuk menopang tanah selama penggalian yang dalam. 4. Struktur Bawah Tanah Terowongan, sumbu, pipa, dan sejenisnya merupakan struktur bawah tanah. Perlu dilakukan evaluasi terhadap gaya yang diberikan oleh tanah pada struktur ini. 5. Desain Pengerasan Pengerasan adalah lapisan keras yang dibangun di atas tanah guna memberikan permukaan yang rata dan kuat bagi kendaraan yang melintas. Dalam merancang perkerasan, diperlukan studi mengenai perilaku tanah dasar di bawah berbagai beban dan perubahan lingkungan. Sebelum memulai desain perkerasan, perlu ditentukan ketebalan perkerasan dan komponennya yang disesuaikan dengan karakteristik subsoil. Pada jalan yang sibuk, pengaruh pengulangan beban dan kegagalan kelelahan harus dievaluasi. Masalah lain yang muncul selama masa pakai perkerasan adalah - Pembekuan dan kedalaman pembekuan - Penaikan dan pelelehan - Pemompaan lapisan tanah liat - Pengetahuan teknis tentang perbaikan sifat-sifat tanah seperti kekuatan dan stabilitas diperlukan untuk stabilisasi tanah dasar. 6. Dam Tanah Untuk pembangunan bendungan tanah, hanya bahan konstruksi tanah yang digunakan. Oleh karena itu, desain bendungan tanah harus dilakukan dengan hati-hati karena kegagalan dapat mengakibatkan bencana. Bendungan tanah dapat memiliki bagian homogen atau komposit. Berikut adalah sifat fisik tanah yang diperlukan untuk merancang bendungan tanah: - Sifat indeks tanah seperti densitas, plastisitas, berat jenis, distribusi ukuran partikel, dan radiasi tanah - Permeabilitas tanah - Karakteristik konsolidasi dan pemadatan tanah - Parameter kekuatan geser dalam berbagai kondisi drainase - Survei tanah di sekitar area juga perlu dilakukan untuk area borrow pit. Kadar air optimal pada kerapatan maksimum pada pemadatan adalah aspek yang paling penting dari karakteristik tanah untuk desain. 7. Lain Lain Berbagai permasalahan yang terkait dengan tanah meliputi: - Kenaikan permukaan tanah - Penurunan permukaan tanah - Pengaruh embun beku - Kepadatan tanah - Pembesaran volume tanah Kesimpulan Definisi: Mekanika tanah adalah bagian dari mekanika yang mempelajari perilaku dan aplikasi tanah. Bapak Mekanika Tanah: Karl Terzaghi Tujuan Mekanika Tanah: Pondasi dari setiap struktur harus mentransmisikan beban ke tanah dengan aman. Untuk mencapai desain pondasi yang aman, dasar-dasar mekanika tanah seperti hubungan tegangan, daya dukung, dan sebagainya diperlukan. Rekayasa Geoteknik = Mekanika Tanah + Rekayasa Pondasi Mekanika Tanah mencakup: - Indeks sifat tanah - Kekuatan geser tanah - Hubungan tegangan dan regangan tanah - Permeabilitas tanah - Tekanan air pori dalam tanah - Eksplorasi tanah - Stabilitas lereng - Tekanan tanah lateral - Penutup rekayasa pondasi Lingkup Rekayasa Geoteknik/Aplikasi Mekanika Tanah: - Dalam rekayasa pondasi - Pembangunan struktur penahan - Stabilitas lereng - Desain dan konstruksi struktur bawah tanah - Desain trotoar - Desain dan konstruksi bendungan tanah